Berita Bantul Hari Ini
BMKG DIY Jelaskan Alasan Fenomena Kabut Kerap Terjadi di Bantul dan Perairan Selatan Yogyakarta
Fenomena kabut kerap terjadi di sejumlah wilayah di DI Yogyakarta. Satu di antaranya di wilayah perbukitan di Kabupaten Bantul yang berlangsung
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Fenomena kabut kerap terjadi di sejumlah wilayah di DI Yogyakarta.
Satu di antaranya di wilayah perbukitan di Kabupaten Bantul yang berlangsung pada malam, pagi, siang hingga sore hari.
Kepala Kelompok Foreskater Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, Romadi, mengatakan, fenomena tersebut umumnya disebabkan oleh suhu udara dingin dan diikuti dengan kelembapan udara permukaan yang tinggi.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Sleman Meluas, Ini Daftar Wilayahnya
Dari situ, kemudian terjadi kondensasi berupa pembentukan butiran air yang mengambang di udara dekat permukaan bumi.
"Oleh karena itu kabut dapat terjadi pada dini hari sampai pagi hari atau pada saat sore hari sampai menjelang malam hari," tuturnya kepada awak media, Senin (23/10/2023).
Fenomena kabut tidak hanya terjadi di wilayah perbukitan di Kabupaten Bantul, Romadi turut menyebut bahwa fenomena itu juga terjadi di sejumlah wilayah di pesisir pantai selatan Yogyakarta dan sebagainya.
Menurutnya, fenomena tersebut terjadi ketika udara yang relatif hangat dan lembab mengalir di atas permukaan lebih dingin.
Hal itu kemudian menyebabkan terjadinya kondensasi dan terbentuknya kabut.
Tak heran, fenomena kabut dapat kerap terjadi di sepanjang pantai atau di atas lautan.
"Selanjutnya ada kemungkinan mekanisme yang dapat terjadi dalam proses pembentukan kabut pada siang di wilayah pantai atau perairan selatan Yogyakarta," tutur Romadi.
"Pada siang hari, matahari memanaskan permukaan air di wilayah perairan cukup intens. Sehingga air menguap cukup optimal dan menghasilkan massa udara lembab di atas permukaan air," imbuh dia.
Romadi mengatakan bahwa kabut di wilayah pantai atau perairan selatan Yogyakarta dapat terjadi dengan waktu yang berbeda.
Baik itu, pagi, siang, sore maupun malam hari.
"Tapi, yang terbentuk di wilayah perairan pada siang hari seringkali bersifat sementara dan dapat bubar dengan cepat setelah matahari semakin tinggi dan memanaskan udara di atas permukaan air," tuturnya.
Meski demikian, Romadi mengatakan bahwa kabut itu juga dapat membawa pengaruh terbatas terhadap navigasi dan aktivitas di perairan.
Tidak hanya itu saja, keberadaan kabut juga dapat berpotensi mempengaruhi jarak pandang yang tidak begitu jelas.
Untuk itu, Romadi mengimbau kepada masyarakat, para nelayan maupun pengemudi lalu lintas, setidaknya tetap waspada saat sedang berpergian dengan kondisi lingkungan berkabut.
"Lama terjadinya fenomena kabut itu kan tidak tahu sampai kapan. Jadi, masyarakat juga kami imbau untuk tetap berhati-hati karena itu dapat mengganggu jarak pandang seseorang," tandas Romadi. (nei)
Dinkop UKM DIY dan Iwapi Bantul Gelar Pameran Produk Disabilitas di Stadion Sultan Agung |
![]() |
---|
Sejumlah Titik di Bantul Longsor Terdampak Hujan Deras |
![]() |
---|
13 Orang Meninggal Karena Laka Air hingga Pekan Kedua Desember 2024, Ini Pesan Polres Bantul |
![]() |
---|
Festival Inspirasi Pendidikan Kabupaten Bantul 2024, Jadi Sarana Peringati PGRI dan HKN |
![]() |
---|
Natal dan Tahun Baru, Stok Kebutuhan LPG 3 Kg di Bantul Disebut Aman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.