DI Yogyakarta Terdampak Kekeringan

Krisis Air Bersih di Sleman Meluas, Wilayah Susukan II Seyegan Butuh Bantuan Droping

Kemarau panjang dan penutupan air Selokan Mataram mengakibatkan sebagian wilayah di Kabupaten Sleman mengalami krisis air bersih.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Pemasangan hidran umum di wilayah Padukuhan Susukan II, Margokaton, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Selasa (17/10/2023). Warga di wilayah ini mulai mengalami kesulitan air bersih imbas dari Kemarau panjang dan pematian air Selokan Mataram. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kemarau panjang dan penutupan air Selokan Mataram mengakibatkan sebagian wilayah di Kabupaten Sleman mengalami krisis air bersih.

Jumlah wilayah terdampak kian meluas.

Terbaru, puluhan Kepala Keluarga (KK) warga padukuhan Susukan II di Kalurahan Margokaton, Seyegan membutuhkan bantuan droping karena debit air sumur warga menyusut. 

"Hasil asesmen, warga di sana segera membutuhkan droping air bersih," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, Selasa (17/10/2023). 

Jumlah warga padukuhan Susukan II, Kalurahan Margokaton, yang terdampak kesulitan air bersih sebanyak 77 jiwa dari 31 Kepala Keluarga (KK).

Mereka tersebar di tiga RT. Yaitu RT 1 dengan jumlah warga terdampak 30 jiwa dari 12 KK dan RT 2, sebanyak 27 jiwa dari 11 KK.

Di dua RT tersebut, saat ini telah dipasang 8 hidran umum dengan masing-masing HU berkapasitas 2.500 liter.

Baca juga: Satu Juta Liter Air Bersih Telah Disalurkan untuk Tangani Kekeringan di Sleman

Sedangkan RT 3 penduduk terdampak berjumlah 20 jiwa dari 8 KK.

Di lokasi ini juga telah terpasang 2 titik hidran umum untuk menyuplai bantuan droping air bersih. 

Droping Satu Juta Liter Air 

Upaya penanganan kekeringan telah dilakukan Pemkab Sleman dengan memberikan bantuan droping air bersih bagi warga terdampak.

Hingga saat ini bantuan air bersih yang telah disalurkan mencapai lebih dari satu juta liter.

Jumlah tersebut didistribusikan untuk warga terdampak di empat Kapanewon, meliputi Kapanewon Pakem, Tempel, Moyudan dan Ngaglik.

Jumlah tersebut kemungkinan terus bertambah seiring musim kemarau panjang.

Meski demikian, Bambang memastikan anggaran untuk kebutuhan droping air masih tersedia. 

"Anggaran masih cukup. Belum (mengakses BTT). Untuk droping, kami masih menggunakan APBD reguler," kata dia.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved