Berita Pendidikan Hari Ini

Mahasiswa UGM Ciptakan Teknologi Pengasapan Lele Rendah Polusi dan Perpanjang Umur Simpan Produk

Lele asap yang menjadi satu diantara kuliner primadona di berbagai daerah. Selain cita rasa, teknik pengasapan pada lele juga dipilih sebagai cara

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Mahasiswa UGM ciptakan teknologi pengasapan lele rendah polusi dan perpanjang umur simpan produk. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Lele asap yang menjadi satu diantara kuliner primadona di berbagai daerah.

Selain cita rasa, teknik pengasapan pada lele juga dipilih sebagai cara pengawetan tradisional dan tidak berbahaya karena bebas bahan pengawet.

Namun, cara pengasapan lele secara konvensional membutuhkan durasi yang cukup lama padahal permintaan dari masyarakat cukup tinggi.

Dilatarbelakangi hal tersebut, lima mahasiswa UGM menciptakan inovasi teknologi berupa alat pengasapan ikan lele yang rendah polusi namun mampu memperpanjang umur simpan produk.

Baca juga: 33 Kecamatan di DI Yogyakarta Terdampak Kekeringan, BPBD DIY Distribusikan Ribuan Tangki Air Bersih

"Alat ini dibuat untuk membantu meningkatkan produksi, kualitas, umur simpan, serta pengurangan polusi udara saat pengasapan lele," terang Ketua pengembang alat, Dinda Iffana Silma, Selasa (3/10) di UGM.

Mahasiswa Teknik Kimia UGM ini menjelaskan pengembangan alat berawal dari keprihatinannya dan tim akan persoalan yang dialami oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Wono Mina Sari, Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.  

Kelompok tersebut membudidayakan lele sekaligus memproduksi olahan lele, salah satunya lele asap.

"Lele asap ini permintaan cukup tinggi. Sayangnya pokdakan di Magelang ini melakukan pengasapan dengan cara konvensional dan alat seadanya yang membutuhkan durasi pengasapan lama," ujarnya.

Dari keresahan tersebut Dinda bersama dengan keempat rekannya yaitu Ademas Alam Pangestu (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol), Rakha Naufal Flazui Handoko (Teknik Mesin), Irvan Gibran (Teknik Kimia) dan Nabila Hasna Karimah (Teknik Industri) berusaha mencari solusi dengan membuat alat pengasap lele untuk mengatasi persoalan tersebut.

Alat dikembangkan di bawah bimbingan Dr. Ir. Widya Rosita S.T., M.T., melalui pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) Kemendikbudristek 2023.

Dinda mengungkapkan proses pengasapan pokdakan Magelang tersebut menggunakan serabut kelapa dan kayu sebagai bahan bakar untuk menghasilkan asap. Alat yang digunakan pun berupa drum bekas dengan tutup yang kurang rapat. Proses tersebut menyebabkan durasi pengasapan menjadi lama yakni 8 jam dengan kapasitas 5 kg sekali produksi.

Nabila menambahkan proses produksi yang lama menjadikan produk lele asap yang dihasilkan berwarna gelap dan mudah gosong. Kondisi tersebut sangat memengaruhi tampilan produk kurang menarik di mata konsumen.

"Proses produksi yang lama menyebabkan borosnya bahan bakar yang dikonsumsi dan sulitnya memenuhi permintaan pasar," ucapnya.

Tak hanya itu, proses pengasapan lele menghasilkan limbah asap yang dapat mencemari lingkungan. Produk lele asap yang dihasilkan pun mempunyai umur simpan yang pendek.

"Produk lele asap yang dihasilkan mitra mempunyai umur simpan lele asap hanya 3 hari saja. Namun, dengan implementasi teknologi yang kami kembangkan umur simpannya bisa bertambah hingga 5 hari," kata Dinda.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved