Human Interest Story

Pemuda Sidorejo Kulon Progo Lestarikan Tradisi Lewat Kerajinan Daun Lontar

Para pemuda di Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo melestarikan Serat Pawukon melalui kerajinan daun lontar.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Alexander Ermando
Ilustrasi Wuku yang tergambar dalam daun lontar karya pemuda di Desa Wisata Sidorejo, Lendah, Kulon Progo. Wuku merupakan bagian dari Serat Pawukon yang menjadi tradisi masyarakat Jawa. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Tak banyak yang mengetahui kekayaan tradisi budaya Jawa, termasuk falsafah kehidupan masyarakatnya.

Satu di antaranya adalah Serat Pawukon, yang menjadi ilmu titen alias panduan dalam kehidupan sehari-hari.

Serat Pawukon inilah yang ingin dilestarikan oleh para pemuda di Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo .

Upayanya dilakukan lewat cara unik, yaitu kerajinan daun lontar .

Ridwan Rustamaji, Seksi Atraksi Wisata di Desa Wisata Sidorejo mengatakan Serat Pawukon adalah warisan leluhur warga setempat. 

Baca juga: Berprestasi di Kancah Internasional, Dekayu Buktikan Kerajinan Kayu Lokal di Pasar Global

"Pawukon biasanya dijadikan panduan untuk melihat karakter seseorang berdasarkan hari lahirnya, hampir mirip zodiak," jelas Ridwan ditemui belum lama ini.

Setidaknya ada 30 wuku sesuai yang tercatat dalam naskah Serat Pawukon.

Setiap wuku siklusnya selama 7 hari, di mana setelah wuku ke-30 melewati siklusnya, maka kembali ke wuku pertama.

Keunikannya terletak pada simbol wayang yang menentukan tiap wuku, sebagai gambaran karakter.

Wuku inilah yang kemudian diilustrasikan lewat lembaran daun lontar .

Ridwan mengaku awalnya tak mudah memulai kerajinan daun lontar ini.

Ia bersama teman-temannya benar-benar memulai dan mempelajarinya dari nol.

"Bahan-bahannya awalnya dibeli dari Bali, setelah tahu prosesnya kami coba buat sendiri," ujarnya.

Daun lontar atau daun siwalan tersebut perlu direndam selama 2 pekan, kemudian direbus.

Setelahnya daun tersebut harus dipres agar lembarannya menjadi rata, barulah bisa digunakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved