Berita Purworejo

Arakan Khotmil Quran dan Atraksi Kuda Jingkrak Pada Peringatan Maulud Nabi di Baledono Purworejo

Ratusan warga Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tumpah ruah di sepanjang jalan Brigjen Wiyono, depan kantor

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Dewi Rukmini
Masyarakat sekitar Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tampak semangat dan antusias menonton kirab khataman yang digelar Musala Al-Ikhsan, Kamis (28/9/2023). Atraksi kuda jingkrak semakin memeriahkan gelaran tersebut. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Ratusan warga Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tumpah ruah di sepanjang jalan Brigjen Wiyono, depan kantor Kelurahan setempat pada Kamis (28/9/2023) sore. 

Mereka terlihat bersemangat menonton Kirab Khataman yang digelar oleh Musala Al-Ikhsan, Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 

Pantauan di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB, warga sekitar Kelurahan Baledono mulai memadati sepanjangan jalan yang menjadi rute kirab.

Baca juga: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Magelang Diharapkan Jadi Momen Introspeksi Diri

Sekitar pukul 15.30 WIB, arakan peserta kirab mulai berangkat dari depan kantor Kelurahan Baledono menuju Jalan Pemotongan Hewan, Jalan A. Yani melewati depan Pasar Baledono hingga perempatan Patung WR Soepratman (Pathuk), lalu ke Jalan WR Soepratman, dan kembali ke Jalan Brigjen Wiyoto. 

Dalam agenda tersebut terlihat belasan anak-anak berjubah putih memakai sorban bagi laki-laki dan bergaun warna-warni untuk perempuan, duduk di atas kuda. Merekalah yang menjadi peserta kirab dan diarak berkeliling diiringi pertunjukan drumband dari SDN 1 Baledono serta SD Muhammadiyah. 

Di tengah prosesi kirab, kuda yang ditunggangi belasan anak itu sesekali melakukan atraksi jingkrak yakni menaikkan kedua kakinya ke udara.

Setiap kali atraksi kuda jingkrak yang dipandu tiga pria dewasa itu dimulai, penonton tampak lebih semangat. Teriakan kagum dan terkejut dari warga menambah semarak gelaran sore itu. 

Pengasuh Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Musala Al-Ikhsan, Ikhsan Sobirin, menjelaskan, belasan penunggang kuda itu adalah anak-anak yang telah selesai atau khatam membaca Al-Quran.

Para khotmil Quran tersebut berjumlah 14 santri yang berasal dari Kelurahan setempat. 

"Kegiatan kirab itu sudah menjadi tradisi rutin yang kami laksanakan dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW. Sekaligus kami mengarak santri yang sudah khatam Al-Quran agar bisa membangkitkan semangat anak-anak lain dalam belajar Al-Quran. Harapannya, semoga bisa turut melestarikan budaya dan mencetak generasi Islami berjiwa qurani," jelas Ikhsan, Kamis (28/9/2023). 

Seorang peserta pawai sekaligus khotmil Al-Quran, Faruq (12), mengaku baru pertama kali menjadi peserta kirab yang diarak dengan menunggang kuda. Bocah kelas 6 SD itu mengaku berhasil khatam Al-Quran dalam waktu satu bulan.

Sedangkan dia baru lancar membaca Al-Quran saat berusia 10 tahun atau duduk di Kelas 4 SD. 

"Perasaannya senang karena bisa khatam Al-Quran. Tapi saya baru pertama kali ikut acara ini, jadi rasanya deg-degan, cemas, kayak panik, dan takut kalau nanti kudanya jingkrak-jingkrak. Tapi saya coba tenang dan sekarang sudah tidak terlalu takut," ucapnya. 

Sementara itu, seorang penonton kirab, Muniroh (30), mengaku sangat antusias menonton gelaran Kirab Khataman Musala Al-Ikhsan Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, siang itu. Sebab di tempat asalnya, Kabupaten Tegal, tidak ada gelaran tersebut. 

"Ya senang karena di daerah asal saya tidak ada gelaran kirab kuda jingkrak. Menarik sih karena saya baru tahu budaya itu di Purworejo," katanya. 

Adapun, seorang warga Kelurahan Baledono, Ani (31), merasa bangga dan senang karena gelaran tersebut lebih ramai ketimbang sebelumnya. 

Perempuan yang pernah menjadi salah satu peserta pawai itu, berharap tradisi Kirab Khataman saat peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW dapat terus dilestarikan. 

"Alhamdulillah sekarang lebih ramai baik dari segi peserta atau penontonnya. Kalau kemarin pas ada Corona kan sepi, sekarang sudah lebih bebas jadi lebih terasa meriah. Semoga terus dilaksanakan hingga tahun-tahun berikutnya," pungkasnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved