DI Yogyakarta Terdampak Kekeringan

Ada 21 Kecamatan di DI Yogyakarta Terdampak Kekeringan, Pemda DIY Terus Lakukan Dropping Air Bersih

Kekeringan yang terjadi di DIY akibat musim kemarau mulai dirasakan oleh masyarakat. Hal ini disampaikan Plt Kepala Pelaksana Badan

|
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kekeringan yang terjadi di DIY akibat musim kemarau mulai dirasakan oleh masyarakat.

Hal ini disampaikan Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Noviar Rahmad, Kamis (28/9/2023).

Dia menyebut sampai dengan saat ini tercatat sudah ada 21 kecamatan di DIY yang terdampak kekeringan.

Baca juga: Festival Mbok Sri Digelar di Delanggu Klaten Pada 28-30 September 2023, Wujud Syukur Nikmat Panen

21 kecamatan itu tersebar di empat kabupaten yakni Gunungkidul, Kulon Progo, Bantul dan Sleman.

"Kekeringan sudah mulai dirasakan masyarakat. BPBD DIY sudah melakukan droping air ke Gunung Kidul, Bantul dan Kulonprogo. Sudah mulai gunakan dana tanggap darurat di Kulonprogo," katanya.

Upaya dropping air bersih menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi kekeringan di wilayah DIY.

Belum ada upaya lain dalam mengatasi persoalan ini, selain terus melakukan dropping air bersih ke sejumlah titik kekeringan.

"Ada 100 titik dilakukan dropping air bersama Dinas Sosial dengan 35 tanki air bersih," terang dia.

Bantuan air bersih dengan dropping air, bukan hanya dibrikan BPBD bersama Dinsos DIY saja.

Unsur masyarakat umum juga bekerja sama dengan TNI untuk melakukan droping air.

Selama ini, lanjut Noviar, hujan sudah lama tidak terjadi, di kecamatan terdampak penanganan masih tertangani oleh masing-masing kabupaten.

Di tengah kemarau ekstrem ini, Noviar mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran.

"Fokus perhatian kami mengingatkan masyarakat agar tak bakar sampah, abai bakar sampah, merembet ke kebakaran hutan terjadi. Di Srumbung Magelang, 37 hektare area semak terbakar, itu bukan wilayah DIY tapi ada di perbatasan maka kita turut bantu," kata Noviar. 

Tak hanya itu, Noviar menyebut akibat kekeringan ini juga mulai berdampak pada kesehatan masyarakat.

Laporan penyakit Ispa atau saluran pernpasan juga mulai meningkat di sejumlah daerah.

"Kekeringan sudah mengganggu kesehatan, angka pasien Ispa ini mulai naik," terang Noviar.

Secara garis besar yang bisa dilakukan BPBD DIY bersama instansi terkait untuk mengatasi kekeringan di 21 kecamatan di DIY dengan cara droping air. 

Terpisah, Eko Suwanto selaku Ketua Komisi A DPRD DIY terus mengajak masyarakat untuk tangguh hadapi bencana. 

Menurutnya, BPBD DIY sebagai ujung tombak pemerintah dalam penanganan kebencanaan, diharapkan mampu menangani permasalahan kekeringan maupun cuaca ekstrem musim hujan beberapa bulan ke depan.

"Kita akan berikan sejumlah alat untuk penanganan kebencanaan. Masyarakat tangguh bencana penting mewujud nyata dalam upaya penanganan kebencanaan dan kesiapsiagaan hadapi bencana," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan.

"Kita punya tugas untuk mendidik, melatih masyarakat untuk tangguh hadapi bencana. Keselamatan kita, sangat tergantung pada kemampuan hadapi bencana. Paling banyak menolong, diri kita sendiri, keluarga, masyarakat, baru pemerintah bantu kala benar terjadi bencana, gempa, tsunami, angin kencang di perubahan musim,," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan. (hda)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved