Puisi Joko Pinurbo
Puisi Laut Joko Pinurbo: Sekali-sekali telepon genggam perlu juga diajak piknik
Puisi Laut Joko Pinurbo: Sekali-sekali telepon genggam perlu juga diajak piknik
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
Tribun Jogja
Sastrawan joko pinurbo membacakan pusisi untuk Udin. Puisi Laut Joko Pinurbo: Sekali-sekali telepon genggam perlu juga diajak piknik
Puisi Laut Joko Pinurbo
Sekali-sekali telepon genggam perlu juga diajak piknik atau jalan-jalan. Ke pantai,
misalnya. Supaya makin luas pandangannya. Makin lepas jangkauannya.
Di pantai ia jatuh cinta pada laut. Ia memanggil-manggil nama laut, tapi suaranya lenyap
ditelan laut.
Aku tiduran di atas pasir, sementara telepon genggam sibuk memotret awan dan air,
merekam derai dan desir. “Silakan kau latihan mati,” katanya. “Aku ingin begadang,
mendengarkan bisikan-bisikan laut.”
Sekarang, bila aku sakit, telepon genggam suka menggodaku dengan suara angin dan
ombak. Lalu ia perlihatkan profil bulan yang malu-malu. Profil ajal yang diutus waktu.
“Ingat, kau sudah latihan mati di pantai,” bisiknya. Tiba-tiba aku mendengar gemuruh
laut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.