Puisi Joko Pinurbo

Puisi Koma Joko Pinurbo: Menjelang dinihari pengarang itu mati Kepalanya terkulai di atas meja

Puisi Koma Joko Pinurbo: Menjelang dinihari pengarang itu mati Kepalanya terkulai di atas meja

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM
Peluncuran buku Epigram 60 karya Joko Pinurbo di Toko Buku Gramedia. Puisi Koma Joko Pinurbo: Menjelang dinihari pengarang itu mati Kepalanya terkulai di atas meja 

Puisi Koma Joko Pinurbo

 

Menjelang dinihari pengarang itu mati. Kepalanya terkulai di atas meja, batuknya serasa

masih menggema, sementara rokok yang belum habis dihisapnya masih menyala di atas

asbak. Tubuhnya babak belur sehabis semalaman duel seru melawan komplotan kata:

duel satu lawan satu maupun satu lawan dua, lima, sepuluh, pokoknya banyak. Di layar

komputernya tertera tulisan: Kutunggu lagi kalian besok malam. Boleh satu lawan satu,

boleh keroyokan.

Besoknya ia datang lagi ke gelanggang. Ia pikir malam itu ia akan berhadapan dengan

komplotan kata yang lebih preman. Tak tahunya cuma ditantang sebuah tanda koma yang

berani-beraninya muncul sendirian. Ah, itu sih kecil. Sekali pukul saja pasti terpental.

Wow, ia salah duga. Koma ternyata sangat perkasa. Sudah bertarung semalam suntuk,

belum juga ia takluk. Malah makin mbeling saja. Bukan main cerdiknya. “Belajar silat di

mana, dik? Di sekolah ya?” tanya pengarang. “Ah, tidak. Saya otodidak saja,” jawab

koma.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved