Penjurusan di SMA Dihilangkan, Kini Ingin Jadi Dokter Boleh Pilih Pelajaran Seni

Kurikulum Merdeka menghilangkan sistem penjurusan pada SMA, sehingga siswa dapat memilih mata pelajaran sesuai minatnya.

Editor: Joko Widiyarso
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Ilustrasi: Penjurusan di SMA Dihilangkan, Kini Ingin Jadi Dokter Bisa Pilih Pelajaran Seni 

"Lebih dekat dengan anak, sehingga mengubah kebiasaan selama ini yang terfokus dengan materi kurikulum, sekarang berfokus ke anak," pungkas Zulfikri.

Jangan Dipaksa

Kemendikbudristek juga mengimbau Pemerintah Daerah (Pemda) agar tidak memaksakan sekolah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar. Saat ini masih ada 20 persen sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka dalam pembelajarannya.

Menurutnya, sekolah perlu mendapatkan pemahaman yang baik mengenai Kurikulum Merdeka. "Kita imbau kepala dinas jangan memaksa sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka, ajak mereka memahami dan memilih," ujar Zulfikri.

Dirinya mengatakan penerapan Kurikulum Merdeka tidak efektif jika pelaksanaannya dipaksa oleh Pemerintah."Kalau kita yang pilih akan berbeda nanti, pelaksanaannya beda. Kalau dipaksa melaksanakannya akan terpaksa," tutur Zulfikri.

Zulfikri mengatakan Kurikulum Merdeka memberikan pembelajaran dengan cara yang berbeda-beda. Para siswa, kata Zulfikri, dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

"Sekarang para guru didorong untuk lebih memperhatikan anak, otomatis anak-anak mendapat materi, cara, dan pembelajaran berbeda-beda atau berdifetensiasi," ucap Zulfikri.

Para guru, menurut Zulfikri, harus mengubah pola pikir dalam penerapan Kurikulum Merdeka. "Mengubah kebiasaan langsung dalam menyampaikan materi sekarang memberikan pelayanan ke anak-anak yang berbeda-beda. Itu perubahan mindset," pungkasnya. (Tribun Network/fah/wly)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved