“Perubahan perilaku terlihat jelas, kalo kami ada kegiatan di rumah warga, tuan rumah gak perlu terlalu repot. Tamu pulang membawa sampahnya masing-masing, apalagi yang bernilai seperti botol atau gelas plastik. Warga disini secara bertahap sudah sadar bahwa sampahku adalah tanggung jawabku,” katanya.
“Pengetahuan tentang sampah ini juga kami tularkan kepada keluarga di rumah. Memilah sampah sudah dimulai dari rumah, sampah organik saya bawa ke sawah biar jadi pupuk. Yang residu baru dibawa ke TPS3R,” tambah dia.
Terpisah, Stakeholder Relation Manager Pabrik AQUA Klaten, Rama Zakaria, mengatakan bahwa Desa Panggungharjo adalah mitra yang berperan aktif dalam pengelolaan sampah.
“Di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri, AQUA sudah mendampingi 2 TPS3R yaitu TPS3R KUPAS di Sewon, Panggungharjo, Bantul dan TPS3R GIAAAAAT (Guyub Iku Apik Agawe Ayom Adem Ayem Tentrem) di Minomartani , Ngaglik Sleman. Sementara di Desa Tembi, Kecamatan Timbulharjo, Bantul ada Collection Center Sentral Busa yang mampu mengumpulkan 40 ton botol PET/bulan yang mendapatkan pendampingan yang sama dari AQUA. Kami berharap seluruh inisiatif yang kami lakukan dapat menjadi inspirasi untuk dikembangkan ditempat lainnya, karena terbukti berbagai inisiatif yang kami dampingi terbukti mampu dapat mengurangi timbulan sampah di Yogyakarta dan sekitarnya,” paparnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.