Berita Jogja Hari Ini

Ekspor DIY Dinilai Belum Stabil, Disperindag DIY: Buyer Masih Wait and See

Kondisi ekspor DIY masih belum stabil, bahkan cenderung turun. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti menyebut buyer masih wai

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kondisi ekspor DIY masih belum stabil, bahkan cenderung turun.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti menyebut buyer masih wait and see, sehingga permintaan barang masih belum lancar. 

"Kondisi ekspor impor masih belum stabil karena pengaruh global. Buyer masih wait and see, sehingga permintaan akan barang juga belum lancar," katanya, Kamis (10/08/2023). 

Baca juga: Sidang Tuntutan Terdakwa Kasus Mutilasi di Pakem Sleman Ditunda, Ini Pertimbangan Jaksa 

Ia pun menyebut produk mebel dan kayu ke Eropa juga menurun. Hal itu karena persyaratan standar yang ditetapkan semakin ketat. 

Selain produk mebel dan kerajinan kayu, produk sarung tangan juga masih belum membaik. 

"Meskipun untuk komoditi garmen sudah membaik," lanjutnya. 

Untuk itu, pihaknya melakukan standarisasi produk, promosi produk, hingga peningkatan kapasitas SDM pelaku usaha terus dilakukan, agar produk dari DIY berdaya saing di pasar global.

"Fasilitasi kegiatan impor dalam bentuk konsultasi dan pendampingan tetap dilakukan agar kegiatan ekspor tidak terkendala. Di sisi lain kami terus mensosialisasikan penggunaan bahan baku dan bahan penolong dari produk dalam negeri," ujarnya. 

Terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Herum Fajarwati mengungkapkan nilai ekspor DIY pada Juni 2023 mencapai US$41,2 juta. Dibandingkan Mei 2022, terjadi penurunan sebesar 0,72 persen, dengan nilai ekspor mencapai US$41,5 juta. 

"Secara kumulatif nilai ekspor DIY dari Januari sampai Juni 2023 mencapai US$232,7 juta, turun cukup dalam dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Turun 24,30 % ," ungkapnya. 

Herum mencatat Amerika Serikat masih menjadi tujuan ekspor terbesar, dengan nilai ekspor sebesar US$17,3 juta. Disusul Jepang dengan nilai ekspor US$3,6 juta dan Jerman US$3,4 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 58,98 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa sebesar US$9,6 juta dan ASEAN sebesar US$0,9 juta.

Tiga besar komoditas utama ekspor DIY bulan Juni 2023 adalah pakaian jadi bukan rajutan mencapai US$17,9 Juta, barang-barang dari kulit US$4,3 juta, dan perabot, penerangan rumah US$4,1 juta.

"Penurunan terbesar ekspor terjadi pada perabot, penerangan rumah sebesar US$0,9 juta atau 18,79 persen," imbuhnya. (maw) 

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved