Disasar Operasi Pasar, Harga Bawang Putih dan Telur Ayam Ras di Kota Yogyakarta Terus Ditekan

Kedua bahan pangan itu masuk sasaran operasi pasar yang digelar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Pemkot Yogyakarta
Sejumlah telur ayam ras dan bawang putih yang dialokasikan dalam operasi pasar di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (10/8/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta mengupayakan harga komoditi pokok, terutama bawang putih dan telur ayam ras bisa terus ditekan.

Kedua bahan pangan itu masuk sasaran operasi pasar yang digelar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), setelah banderolnya melonjak cukup signifikan beberapa waktu terakhir.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, menyampaikan harga telur ayam ras sejauh ini memang mulai menurun di kisaran Rp31 ribu per kilogram.

Kemudian, banderol bawang putih yang sempat naik sampai Rp48 ribu per kilogram, melandai di Rp35 ribu-Rp38 ribu per kilogram. 

"Untuk itu, perlu dilakukan intervensi, salah satunya dengan operasi pasar yang melibatkan distributor dan bantuan dari BI," urainya, Kamis (10/8/2023).

Sebagai informasi, operasi pasar telur ayam ras dan bawang putih digulirkan di 4 pasar tradisional di Kota Yogyakarta, meliputi Beringharjo, Prawirotaman, Kranggan dan Demangan.

Sekira 25 ton telur ayam senilai Rp50 juta, serta 2,5 ton bawang putih senilai Rp5 juta digelontorkan eksekutif lewat operasi pasar.

"Distributor siap karena sudah kerjasama dengan kami dan BI sejak Februari. Operasi pasar di 4 pasar digelar secara bergiliran, ya, mengingat dari distributor juga keterbatasan untuk tenaganya," ujarnya.

"Pedagang-pedagangnya sudah kita data semua itu. Kemudian harinya (operasi pasar) sudah kita tentukan, biasanya pesan dulu, ya," imbuh Ambar.

Seorang pedagang bahan pangan di Pasar Beringharjo, Rita Wartiningsih, menyambut baik operasi pasar tersebut.

Menurutnya, para pedagang sangat terbantu dengan selisih harga telur ayam ras dan bawang putih yang dijual dalam operasi pasar dibanding harga dari distributor sebelumnya. 

"Sangat membantu, karena harganya ada selisih dikit, jadi (jualnya) bisa turun. Selisih seribu per kilo, bisa menambah keuntungan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved