Viral Medsos

Viral Momen Lomba Nangkap Ayam di Magelang, tapi Ayamnya Belum Dilepas, Bikin Ngakak

Sebuah video berdurasi 20 detik yang memperlihatkan lomba menangkap ayam viral di Twitter, Minggu (6/8/2023). Dalam video, terlihat ada empat peserta

|
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
Twitter txtdrMagelang
Viral Medsos, Ada Lomba Nangkap Ayam di Magelang, tapi Ayamnya Belum Dilepas, Bikin Ngakak 

TRIBUNJOGJA.COM - Sebuah video berdurasi 20 detik yang memperlihatkan lomba menangkap ayam viral di Twitter, Minggu (6/8/2023).

Lomba menangkap ayam memang menjadi hal biasa yang dilakukan menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) RI.

Namun yang bikin lucu adalah ayamnya ini belum dilepas, tetapi para peserta sudah saling berusaha untuk menangkap.

Dalam video, terlihat ada empat peserta yang berada di satu area mengenakan topeng corong di muka.

Topeng itu digunakan untuk mempersulit para peserta menangkap ayam.

Belum ada aba-aba, para peserta yang tadinya menghadap ke para penonton, berbalik badan, seolah-olah sudah ada ayam di depannya.

Padahal, ayam masih dipegang panitia.

“Kosek, kosek, kosek (sebentar),” kata suara yang ada di video.

Meski dibilang sebentar, tapi peserta tetap saja berusaha mencari ayam yang tidak ada.

Ada dari mereka yang saling blok agar tidak mengambil ayam, meski ayamnya sebenarnya tidak ada.

Sontak saja, para penonton pun tersenyum dan tertawa terbahak-bahak.

Video pun memperlihatkan ayam yang masih dipegang oleh panitia.

Warganet yang melihat video itu pun tertawa terpingkal-pingkal.

“Mau ngakak, tapi kasihan,” kata warganet.

Baca juga: Viral Bule Ikut Lomba 17-an Makan Kerupuk di Sewon Bantul, Begini Cerita Seru Panitia Penyelenggara

“Panitiane nyelelek…” kata yang lain.

Video yang diunggah @txtdrMagelang itu mendapat engagement sebanyak 211 ribu, dikomentari 198 orang dan diskuai lebih dari 5 ribu orang.

Juga ada 2.100 lebih orang yang me-retweet unggahan itu.

Cara Main di Lomba Tangkap Ayam

Biasanya, ada 4-6 peserta yang ikut lomba tangkap ayam. Mereka kemudian akan masuk ke area yang sudah ditentukan.

Setelah masuk, mereka dipasangi penutup muka. Ini bisa apa saja, asalkan mereka tidak melihat keadaan sekitar.

Kemudian, dari pihak panitia melepas ayam atau anak ayam, tergantung mana yang ingin dilepas, sesuai dengan kesepakatan.

Waktu lomba bisa ditentukan, bisa 5-10 menit.

Mereka yang bisa menangkap ayam atau terbanyak menangkap ayam berhak mendapatkan hadiah dan menjadi pemenang.

Mengapa 17 Agustus Ada Lomba?

Apa sebenarnya hubungan kemerdekaan RI dengan perlombaan yang dilakukan masyarakat Indonesia?

Dilansir Tribunjogja.com dari laman Kompas, menurut sejarawan JJ Rizal, perlombaan dalam momen perayaan, sejatinya adalah persambungan dari masa sebelum merdeka yang diperkaya dengan isi baru.

Sebab, sebelum Indonesia Merdeka dahulu perlombaan diselenggarakan untuk menghormati Ratu Belanda dan kedatangan Jepang, maka setelah merdeka, rakyat Indonesia merayakan HUT RI yang jatuh tepat tanggal 17 Agustus.

Namun, Rizal mengatakan, tidak diketahui secara pasti siapa tokoh yang mengenalkan dan mengawali lomba-lomba pada acara perayaan HUT RI.

“Perlombaan-perlombaan itu merupakan comotan dari masa Belanda dan terutama zaman Jepang yang ditambah dengan aneka lomba baru," ucap Rizal.

Misalnya, lomba panjat pinang, yang sudah sering didokumentasikan saat masa kolonial dahulu.

Baca juga: Kisah Mistis Viral, Warga Trenggalek Hilang di Hutan Semalaman, Ditemukan dalam Keadaan Linglung

Selanjutnya, saat ulang tahun Djawa Baroe yang jatuh pada bulan Maret, dekat dengan momen masuknya Jepang ke Indonesia, jenis lomba pun bertambah lagi, yaitu lomba tarik beban berat dan lomba kuda-kuda.

"Jadi, seperti kita mewarisi banyak hal dari masa kolonial, seperti makanan, arsitektur, diksi, dan juga aneka lomba, diterima, diteruskan untuk mengenang momen bersejarah dengan perayaan yang menimbulkan kegembiraan," tambahnya.

Sebenarnya lomba-lomba khas 17-an ini memiliki sejarah dan makna yang perlu kita pahami.

Perayaan lomba 17 Agustus memang dimulai pertama kali pada tahun 1950 meski kemerdekaan jatuh pada tahun 1945.

Di tahun 1950 inilah, instensitas persatuan Indonesia sedang menurun. Maka dari itu, ajang perlombaan mulai dilakukan oleh masyarakat demi memaknai kemenangan para pejuang yang telah merebut bangsa Indonesia dari Jepang.

Tentunya, perlombaan ini juga bertujuan untuk menyatukan masyarakat Indonesia dengan penuh kegembiraan.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved