Berita Sleman Hari Ini

Pengelolaan Sampah di TPSS Tamanmartani Pakai Eco Lindi, Cairan Penetral Bau Temuan Mahasiswa UGM

Tempat Penampungan Sampah (TPSS) Tamanmartani, Kalasan baru saja dibuka untuk menangani persolan sampah di Sleman selama TPA Piyungan ditutup.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin
Tumpukan sampah yang ditampung di TPSS Tamanmartani disemprot cairan eco lindi, temuan mahasiswi UGM 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tempat Penampungan Sampah (TPSS) Tamanmartani, Kalasan baru saja dibuka untuk menangani persolan sampah di Sleman selama TPA Piyungan ditutup.

Satu di antara pengelolaan sampah yang diterapkan di TPS sementara ini menggunakan cairan eco lindi untuk menetralkan bau.

Sistem kerjanya, cairan eco lindi, yang terbuat dari campuran air lindi, molase, asam sulfat dan katalis organik itu, disemprotkan di tumpukan sampah yang baru saja dibuang. 

Melalui penyemprotan tersebut akan mampu mengurangi bau. Bahkan bisa bertahan hingga beberapa jam. 

Baca juga: Dinkes Gunungkidul Berupaya Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

"Saya bisa katakan sekitar 6 sampai 10 jam (bisa bertahan), dengan persentase menurunkan baunya itu mungkin 50 persen atau di atas itu kalau misalnya, takarannya (yang disemprotkan) pas," kata Rania Naura Anindita, mahasiswi Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) penemu eco lindi, di TPSS Tamanmartani, Senin (7/8/2023). 

Mahasiswi asal Sidoarjo Jawa Timur ini mengatakan, eco lindi ditemukan sejak tahun 2021 lalu.

Ide awalnya bermula ketika bau durian bisa dinetralkan dengan cara menuangkan air durian ke dalam kulitnya.

Ia kemudian tertarik untuk mencoba bagaimana air dari sampah, berupa air lindi, dijadikan bahan untuk menghilangkan bau dari sampah.

Langkah tersebut merupakan inovasi sustainable yang berarti secara berkelanjutan menggunakan bagian dari sampah untuk menyelesaikan persoalan bau sampah

TPS sementara di Tamanmartani sendiri memakai eco lindi, buatan mahasiswi Biologi semester IX UGM, sebagai salah satu pengelolaan sampah agar tidak menimbulkan bau.

Cairan eco lindi ini bekerja dengan menyediakan medium untuk bakteri yang ada di dalam sampah maupun di air lindi supaya tidak bisa terdegradasi oleh komponen di sekitarnya.

Menurut Rania, sampah dan air lindi bisa menjadi polutan karena sifatnya yang tidak stabil.

Sebab itu, perlu untuk mendegradasikan atau memecah senyawa itu, supaya bentuk yang sifatnya tidak stabil tersebut tetap stabil dan tidak menjadi sesuatu yang membahayakan lingkungan.

Eco lindi, temuan dari Rania ini, sudah pernah diaplikasikan di TPS Pakem dan TPS3R randu alas.

Setelah diaplikasikan, kata dia, feedback dari kedua tempat tersebut cukup positif dan banyak yang suka dengan cairan penetral bau tersebut.

Cara pengaplikasian eco lindi ini cukup mudah. Sampah yang baru saja masuk ke tempat pembuangan disiram atau disemprot dengan cairan eco lindi. Penyemprotan bisa dilakukan sekali atau dua kali. 

"Jadi (disemprotkan) ketika sebelum sampah masuk (tempat penampungan) atau pas sampah baru masuk, ketika pagi atau siang. Kemudian ketika pekerja sebelum pulang di semprotkan, nanti enggak bau," kata dia. (rif) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved