Berita Jogja Hari Ini

Eksperimen Seni Tak Biasa Penari Bimo Wiwohatmo Akan Ditampilkan di TBY

Demi mengenang suasana Yogyakarta yang hening tanpa lalu lintas kendaraan yang begitu padat, seniman tari Bimo Wiwohatmo akan menampilkan eksperimen

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Miftahul Huda
Bimo Wiwohatmo bersiap menampilkan eksperimen seni di TBY, Senin (7/8/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Demi mengenang suasana Yogyakarta yang hening tanpa lalu lintas kendaraan yang begitu padat, seniman tari Bimo Wiwohatmo akan menampilkan eksperimen seni bertajuk 'Manah' di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Selasa (08/08/2023) malam.

Panggung Concerthall TBY akan menjadi saksi bisu menyaksikan Bimo meliuk-liuk dengan eksperimen tak biasanya itu.

Aksi Bimo ini dapat disaksikan masyarakat pecinta seni pertunjukan secara gratis di TBY.

Bimo sebagai sutradara sekaligus penari dalam proyek ini mengatakan, narasi pementasan bertajuk Manah itu sengaja tak disampaikan sebab itu memiliki persepsi berbeda bagi masing-masing penikmat pertunjukannya.

Baca juga: Info Promo HUT Kemerdekaan ke-78 RI: Ada Cashback 17 Persen hingga Serba Rp170 Ribu di Informa

Meski terdapat makna yang tersirat, namun penonton akan dibawa masuk ke alam imajinasi yang bisa jadi berbeda satu sama lain kala menyaksikan Bimo menari.

"Eksperimentasi saya mencoba menahan emosi tubuh seorang penari. Penari biasanya takut untuk diam, ingin selalu bergerak. Saya mencoba menahan, menolak obral gerak. Ini akan lebih lambat secara gerak tapi musiknya akan bertolak belakang dengan aransemen perkusi yang dimainkan. Saya ingin mencoba memberi memori pada audience yang datang menyaksikan," ungkap Bimo, di TBY, Senin (7/8/2023).

Kata Manah menurut Bimo bisa bermakna rasa atau perasaan, serta makna sesungguhnya yakni aktivitas memanah. 

Artinya menurut Bimo, hati atau rasa, dengan tujuan itu sama, menjadi sesuatu yang ingin disampaikan tanpa khawatir sampai seperti apa pada penonton, penggabungan dari tari, cahaya dan musik.

Dia menjelaskan, terdapat delapan penari termasuk Bimo yang akan tampil yakni Sitras Anjilin, Uni Yutta, Heni Pujiastuti, Asteria Retno Swastiastuti, Veronica Retnoningsih, Istu Noor Hayati, Bambang Widyanto, Icha Fikri Kurniawan, Jalu Pamungkas dan Andy SW. 

Mereka akan diiringi pemusik yakni Andreas Dola Marsenda, I Wayan Pande Narawara, M Erdifadilah, M Dimas Istiadi, Noval Fitra Al Matiin, Ramberto Agozalie dan Steven Michael Burrell.

Wasis Tanata, penata musik eksperimen Manah menambahkan ia mencoba memunculkan perkusi logam, membran, elemen kayu yang menghasilkan harmonisasi tersendiri. 

Ia mencoba merespon tari dari Bimo Wiwohatmo yang akan lebih pelan dari biasanya.

"Hal kontras ternyata bisa membangun harmonisasi yang oke. Saya coba tangkap segala bunyi yang muncul, semoga bisa dinikmati," jelasnya.

Untuk menyampaikan makna secara visual, Bimo menggadeng penata busana, Nita Azhar yang membuat kostum dengan minimalis dan menarik. 

Para seniman ini tak risau, bagaimana kesan yang muncul pada hasil karya Manah tersebut nantinya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved