Ekonomi DIY Tumbuh 5,16 Persen Pada Triwulan II-2023, Ini Lima Sektor yang Berpengaruh

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, berujar, ada lima sektor utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan II-2023.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Sigit Widya
Pixabay.com/Gerd Altmann
Pertumbuhan Eekonomi DIY turun jadi 5,16 persen pada triwulan II-2023. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat, perekonomian DIY pada triwulan II-2023 tumbuh 5,16 persen atau lebih rendah dibanding triwulan I-2023, yang mencapai 5,31 persen.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, berujar, ada lima sektor utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan II-2023. Sektor industri pengolahan berkontribusi paling besar, yaitu 11,97 persen.

Sektor pertanian, menurut catatan BPS DIY, menduduki posisi dua dalam hal kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi DIY. Persentasenya 10,30 persen, lebih besar daripada sektor akomodasi dan makan minum.

Sektor akomodasi dan makan minum memberi kontribusi 10,17 persen, terpaut tipis dari sektor informasi dan komunikasi yang berkontribusi 10,12 persen. Adapun, sektor konstruksi berkontribusi 8,91 persen.

"Lima sektor tersebut memberi kontribusi lebih dari setengah perekonomian DIY. Total kontribusinya adalah 51,48 persen," jelas Herum Fajarwati ketika melakukan konferensi pers secara daring pada Senin (7/8/2023).

Baca juga: BI DIY Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi DIY Tumbuh Positif hingga Triwulan II 2023

Pada triwulan II-2023, seluruh sektor ekonomi mampu tumbuh positif meskipun dengan besaran variatif. Berbeda dengan triwulan sebelumnya, di mana masih ada beberapa sektor yang tercatat mengalami kontraksi.

Ia menyebut, sektor transportasi dan jasa keuangan tumbuh paling tinggi dibanding lainnya, masing-masing 10,80 persen dan 10,56 persen pada triwulan II. Namun, konstribusi keduanya hanya 5,68  persen dan 4,19 persen.

"Meskipun tumbuh paling tinggi, kontribusi sektor transportasi dan jasa keuangan tidak sebesar sektor industri pengolahan, pertanian, akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi serta konstruksi," urainya.

Herum mengemukakan, momen Lebaran dan liburan memicu peningkatan di industri makanan dan minuman serta industri tekstil serta pakaian jadi. Penjualan hewan kurban kala Iduladha 2023 juga lebih tinggi.

"Ditambah ada peningkatan produksi tanaman pangan, yakni padi, kedelal, kacang tanah, dan ubi. Penyediaan akomodasi pun naik seiring kenaikan kunjungan wisatawan saat libur Lebaran dan sekolah," katanya.

Baca juga: Ekonomi DIY Tumbuh Positif 5,31 Persen Pada Triwulan I 2023, Industri Pariwisata Moncer

Ia menambahkan bahwa peningkatan aktivitas masyarakat yang disebabkan oleh penyelenggaraan MICE, libur Lebaran, dan libur sekolah berpengaruh terhadap kenaikan penggunaan pulsa dan paket data internet.

"Kemudian, peningkatan aktivitas transaksi jual beli secara online oleh masyarakat menjelang momen Lebaran sangat memengaruhi angka pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi," papar Herum Fajarwati.

Untuk sektor konstruksi, ia menyatakan, dipengaruhi oleh pembangunan jalan tol Jogja-Bawen Seksi I, proyek PLN, realisasi belanja modal APBD untuk konstruksi, serta beberapa pembangunan lain untuk masyarakat.

"Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga mempunyai kontribusi paling besar, yaitu 62,59 persen, dengan pertumbuhan 5,19 persen," tutupnya soal data BPS terkait pertumbuhan ekonomi DIY triwulan II-2023. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved