Farah Button Olah Limbah Produk Fesyennya Jadi Karet Rambut Hingga Tas

More Green Farah Button menjadi solusi mengurangi limbah industri fashion dengan melakukan upcycle produk fashion yang sudah tidak terpakai

Dok. Istimewa
Brand Fashion asal Yogyakarta, Farah Button berpartisipasi dalam Bali Fashion Trend 2023 dengan menampilkan 8 outfit ready to wear berbahan linen sekaligus meluncurkan program More Green Farah Button. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Brand fashion lokal asal Yogyakarta, Farah Button meluncurkan program More Green Farah Button di Bali. 

Peluncuran program ini bersamaan dengan perhelatan Bali Fashion Trend 2023 pada 3-6 Agustus 2023, sekaligus peringatan Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh setiap 10 Agustus.

Pemilik sekaligus desainer Farah Button, Sutardi, mengatakan More Green Farah Button menjadi solusi mengurangi limbah industri fashion dengan melakukan upcycle produk fashion yang sudah tidak terpakai, sehingga meningkatkan nilai guna. 

"Program ini dibuat untuk mengurangi pencemaran industri fashion," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (06/08/2023) 

Ide tersebut muncul ketika dirinya sedang berjalan-jalan di pantai. Saat itu ia melihat baju bekas yang sudah menjadi sampah.

Sebagai sosok yang berkecimpung di industri fesyen, ia tidak ingin produknya bernasib serupa.

Itulah sebabnya ia tergerak untuk mengolah limbah produk fesyennya menjadi produk fesyen lain.

Melalui program More Green Farah Button, Sutardi  menyulap limbah produk menjadi karet rambut, bandana, tas dan sebagainya. 

“Semuanya menggunakan produk-produk fashion bekas Farah Button dan dijual kembali,” ujarnya. 

Konsumen bisa ikut berpartisipasi dengan menjual kembali produk fashion Farah Button yang sudah rusak atau tidak terpakai ke gerai-gerai Farah Button.

Produk bekas akan dihargai maksimal 20 persen dari harga beli dalam bentuk buy back atau tukar tambah.

Sementara dalam Bali Fashion Trend 2023, Farah Button mengangkat tema Futurismo.

Ada delapan outfit ready to wear berbahan linen yang dirilis dalam perhelatan ini.

Motif garis dan bitnik menjadi ciri utama Futurismo yang merupakan tren fashion era 1960-an.

Motif tersebut memberi kesan minimalis yang memberi kesan modernitas dan teknologi tinggi. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved