Viral Medsos

Viral Medsos, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Gebuk Drum Lagu Separuh Nafas Dewa 19 di FT UGM

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kembali viral karena bermain drum di PPSMB Kesatria FT UGM, Kamis (3/8/2023). Yuk kita lihat aksinya.

|
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
TikTok @jelong_jelong
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono main drum di PPSMB Kesatria FT UGM 2023, Kamis (3/8/2023) di selasar SGLC FT UGM 

TRIBUNJOGJA.COM - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono kembali viral gara-gara jadi pemain drum di Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Kesatria Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (3/8/2023).

Di akun TikTok @jelong_jelong, Basuki memainkan sejumlah lagu, seperti Bento milik Iwan Fals, Hampa milik Ari Lasso dan Separuh Nafas milik Dewa 19 di selasar Gedung SGLC Fakultas Teknik.

Permainan drum sang menteri juga bisa Anda simak di akun YouTube PPSMB Kesatria:

“Ayo, mana anak teknik yang mau nyanyi. 500 ribu. Lumayan nanti bisa buat SGPC (sego pecel),” katanya di depan seribuan lebih mahasiswa baru FT UGM.

Seorang mahasiswa pun maju untuk unjuk suara.

Namun, Basuki kembali mengatakan, kalau suaranya fals, tidak jadi dapat Rp 500 ribu.

“Nanti kalau suaranya fals, bilang ya, gak jadi Rp 500 ribu,” kata dia lagi.

Setelah memainkan lagu pop lawas, Basuki juga menggebuk drum untuk lagu Ojo Dibandingke yang pernah viral dibawakan Farel Prayoga.

Mahasiswa teknik pun banyak yang berjoget ke depan.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono main drum di PPSMB Kesatria FT UGM 2023, Kamis (3/8/2023) di selasar SGLC FT UGM
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono main drum di PPSMB Kesatria FT UGM 2023, Kamis (3/8/2023) di selasar SGLC FT UGM (YouTube PPSMB Kesatria UGM)

“Saya ke sini, pamit dari sidang kabinet. Jadi, tolong ya. Kita rileks tapi serius. Saudara sekalian ini kan insinyur masa depan dan harus bersyukur karena sudah dipersiapkan dengan baik seperti ini,” terang dia.

Basuki menceritakan, 50 tahun lalu, ia juga sama seperti para mahasiswa baru.

Basuki Hadimuljono adalah alumni FT UGM angkatan 1973.

Basuki menyebutkan bangsa Indonesia harus meningkatkan jumlah lulusan insinyur sebab rasio jumlah insinyur di Indonesia sekarang ini hanya 5.300 insinyur per satu penduduk.

Baca juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Depan Mahasiswa FT UGM: Jadi Insinyur Tidak Cukup Hanya Pintar

Baca juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Juga Soroti Kondisi Darurat Sampah di Yogyakarta

Jumlah ini sangat rendah dibandingkan oleh negara lain di kawasan ASEAN.

“Jika kita tidak memfokus pada program pembangunan, jumlah ini akan disalip Vietnam apalagi banyak investor sudah balik ke vietnam,” katanya.

Menjadi insinyur itu menurut Basuki tidak hanya cukup dengan pintar secara akademik namun memiliki integritas dalam kehidupan sehari-hari. 

“Orang sekolah itu tujuannya supaya jadi pintar tapi juga juga benar. Orang pintar, ilmunya bermanfaat atau ilmunya mubazir seperti  dia pintar tapi dia ngapusi orang, bodohi orang lain. Jangan menjadi alumni yang ilmunya mencelakakan. Kita menjadi orang pintar, supaya sukses dan orang pintar yang memiliki akhlakul karimah,” katanya.

Basuki menceritakan kisahnya saat menjadi mahasiswa selalu menikmati dengan kegiatan akademik di kampus bahkan ia mengaku tidak sekalipun melakukan bolos kuliah.

Supaya cepat lulus dan disiplin, kata Basuki ia sengaja mendapat dosen pembimbing yang galak.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono bersama dengan mahasiswa baru FT UGM di SGLC FT UGM, Kamis (3/8/2023)
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono bersama dengan mahasiswa baru FT UGM di SGLC FT UGM, Kamis (3/8/2023) (Istimewa)

“Kuliah itu dinikmati. Sumpah, baik (Kuliah) UGM  dan di Amerika, saya tidak pernah sekalipun bolos. Kita harus banyak mendengarkan, meresapi dan mengeluarkan kemampuan kita,” jelasnya.

“Nikmati. Lalu cari dosen pembimbing yang galak supaya kita juga disiplin. Di Angkatan 1973, saya yang lulus pertama kali karena dosen pembimbing yang saya takuti. Supaya kita lebih cepat, lebih baik, nikmati itu masa kuliah,” ujarnya lagi.

Tidak hanya itu, kata Basuki, sebagai anak tentara dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, ia mengaku bersyukur dulunya bisa masuk kuliah di kampus UGM.

Bahkan, ia tidak membayangkan bisa menempuh master dan doktor di Colorado State University, Amerika Serikat.

“Saat kecil saya pernah jadi kernet. Di Amerika saya pernah jadi pengantar koran. Kami digembleng oleh alam namun sekarang anda dimanjakan oleh komputer dan gadget. Karena itu, generasi muda sekarang militansinya harus digembleng sendiri,” kata Basuki.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved