Berita Pendidikan Hari Ini

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Depan Mahasiswa FT UGM: Jadi Insinyur Tidak Cukup Hanya Pintar

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, memberikan wejangan kepada 1.617 mahasiswa baru Fakultas Teknik Universitas

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono bersama dengan mahasiswa baru FT UGM di SGLC FT UGM, Kamis (3/8/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, memberikan wejangan kepada 1.617 mahasiswa baru Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada pada Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Kesatria UGM, Kamis (3/8/2023), di selasar Gedung SGLC Fakultas Teknik.

Kepada para mahasiswa, Basuki mengatakan bahwa mereka adalah calon insinyur masa depan Indonesia.

Menjadi insinyur itu menurut Basuki tidak hanya cukup dengan pintar secara akademik, namun memiliki integritas dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Polres Bantul Masih Menunggu Aturan Resmi Ujian Praktik SIM yang Baru

“Orang sekolah itu tujuannya supaya jadi pintar tapi juga juga benar. Orang pintar, ilmunya bermanfaat atau ilmunya mubazir seperti  dia pintar tapi dia ngapusi orang, bodohi orang lain. Jangan menjadi alumni yang ilmunya mencelakakan. Kita menjadi orang pintar, supaya sukses dan orang pintar yang memiliki akhlakul karimah,” katanya.

Meski jumlah peminat sarjana teknik menurun dalam beberapa tahun terakhir, tapi ia senang sekarang ini  jumlah peminat calon mahasiswa teknik semakin meningkat.

“Saya melihat beberapa tahun belakangan menurun, namun sekarang antusias peminat untuk menjadi insinyur sudah naik lagi. Peminatnya sudah hampir kembali,” kata Basuki yang merupakan alumnus Teknik Geologi angkatan 1973 FT UGM ini.

Basuki menyebutkan bangsa Indonesia harus meningkatkan jumlah lulusan insinyur sebab rasio jumlah insinyur di Indonesia sekarang ini hanya 5.300 insinyur per satu penduduk.

Jumlah ini sangat rendah dibandingkan oleh negara lain di kawasan ASEAN. “Jika kita tidak fokus pada program pembangunan, jumlah ini akan disalip Vietnam apalagi banyak investor sudah balik ke Vietnam,” katanya.

Dalam diskusi dengan mahasiswa, mahasiswa baru dari Teknik Sipil, Jonathon Hartono, sempat bertanya soal perbedaan kompetensi dan daya juang lintas generasi dalam pandangan Menteri Basuki dalam kementerian PUPR.

Menurut Menteri, secara umum lulusan generasi Z dan generasi milenial sekarang ini memiliki kemampuan teknis dan IQ yang cukup baik, namun dari sisi militansi masih perlu ditingkatkan.

“Karenanya di PUPR saya gembleng mereka di Kopassus selama dua minggu agar punya militansi. Beda dengan kami dulu dibentuk oleh alam,” katanya.

Basuki menceritakan kisahnya saat menjadi mahasiswa selalu menikmati dengan kegiatan akademik di kampus bahkan ia mengaku tidak sekalipun melakukan bolos kuliah.

Supaya cepat lulus dan disiplin, kata Basuki, ia sengaja mendapat dosen pembimbing yang galak.

“Kuliah itu dinikmati. Sumpah, baik (kuliah) UGM  dan di Amerika, saya tidak pernah sekalipun bolos. Kita harus banyak mendengarkan, meresapi dan mengeluarkan kemampuan kita. Nikmati. Lalu, cari dosen pembimbing yang galak supaya kita juga disiplin. Di Angkatan 1973, saya yang lulus pertama kali karena dosen pembimbing yang saya takuti. Supaya kita lebih cepat, lebih baik, nikmati itu masa kuliah,” tambah dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved