Berita Internasional

Geng Narkoba di Brasil Tak Berkutik Digrebek Polisi, Baku Tembak Tewaskan 45 Orang

Polisi menggerebek markas geng pengedar narkoba di sejumlah kota yang ada di Brasil

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Allison Sales / AFP
Warga memprotes penggerebekan polisi yang menewaskan 14 orang di Guaruja, sekitar 90 km dari Sao Paulo, Brasil, pada 2 Agustus 2023. Polisi kembali melakukan penggerebekan kepada geng kriminal di Brasil pada Rabu (2/8/2023), hingga total ada 45 orang yang tewas dalam operasi yang berlangsung sejak pekan lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM - Operasi besar-besaran dilakukan oleh polisi di Brasil buntut dari pembunuhan terhadap anggota unit taktis polisi militer bernama Patrick Bastos Reis.

Pembunuhan terhadap Reis itu dilakukan oleh geng pengedar narkoba di Kota Guaraja pada Kamis (27/7/2023).

Polisi kemudian melakukan operasi penangkapan terhadap kelompok pengedar narkoba tersebut.

Operasi besar-besaran ini dilakukan di 3 negara bagian sekaligus.

Total ada 45 orang yang tewas dalam operasi besar-besaran ini.

Operasi pertama dilakukan oleh polisi di Kota Rio de Janeiro pada Rabu (2/8/2023) pagi.

Dalam operasi ini, petugas berhasil menewaskan 10 orang anggota geng pengedar narkoba.

Polisi menyergap para anggota pengedar narkoba di pagi buta.

Rentetan suara senjata mulai terdengar pukul 03.00 pagi waktu setempat.

Sebelum menggelar operasi di Rio de Janeiro, polisi sudah melakukan penggrebekan markas geng pengendar narkoba di wilayah negara bagian timur, Bahia pada Jumat (28/7/2023) dan Senin (31/7/2023).

Dalam penggrebekan di Kota Salvador itu, 19 orang dilaporkan tewas.

Baca juga: Kekeringan dan Kelapasan Melanda 2 Distrik di Papua, KKB Persulit Suplai Bantuan

Sementara itu, otoritas negara bagian di Sao Paulo mengkonfirmasi pada hari Rabu, jumlah korban tewas akibat operasi polisi yang sedang berlangsung di wilayah Baixada Santista telah meningkat menjadi 16 orang.

Dikutip dari Tribunnews.com, langkah polisi melakukan operasi besar-besaran ini diambil sebagai respon atas kekejaman kelompok pengedar narkoba di Kota Guaraja.

Kelompok pengedar narkoba di kota itu membunuh seorang anggota unit taktis polisi militer bernama Patrick Bastos Reis.

Pembunuhan itu dilakukan pada Kamis (27/7/2023).

Polisi kemudian langsung melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan 3 orang.

Selain itu, seorang anggota geng pengedar narkoba tewas setelah terlibat baku tembak dengan polisi.

Pada Minggu (30/7/2023) malam, Polisi Brasil melakukan operasi besar-besaran yang dijuluki "Operasi Perisai".

Mereka mengerahkan sekitar 600 petugas polisi.

Tersangka terakhir yang terlibat dalam kematian Patrick Bastos Reis, seorang anggota unit taktis polisi militer, ditangkap pada Rabu (2/8/2023) pagi.

Polisi mengatakan sejauh ini mereka telah menangkap 58 orang dan menyita 400 kilogram narkotika, serta 18 senjata, seperti dilaporkan Le Monde.

Penduduk mengatakan, adanya ancaman dan kasus penyiksaan dari polisi menjelang operasi itu.

“Kami telah menerima banyak pesan audio dari warga, tokoh masyarakat yang menyajikan serangkaian laporan pelanggaran yang dilakukan oleh polisi,” kata Claudio Aparecido da Silva, warga setempat kepada saluran TV GloboNews.

Menurut David Marques, koordinator proyek di Forum Brasil tentang Keamanan Publik, kasus seperti ini sering terjadi di Brasil.

“Kasus operasi 'balas dendam' ini cukup sering terjadi,” kata David Marques, seperti dilaporkan The Guardian.

Organisasi HAM mengecam tindakan polisi di Baixada Santista sebagai pembantaian bermotif balas dendam.

“Apa yang terjadi di Guarujá adalah pembantaian. Kematian itu disengaja. Negara bagian São Paulo harus menahan gelombang kekerasan ini,” kata Dimitri Sales, presiden dewan negara bagian untuk pembelaan HAM (Condepe), kepada penyiar GloboNews. (*)

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved