Berita Gunungkidul Hari Ini

BPBD Gunungkidul Kaji Wacana Status Darurat Kekeringan, Hadapi Kemarau Panjang

BPBD Gunungkidul terus menyiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi kekeringan di musim kemarau.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Alexander Ermando
Ilustrasi kendaraan tangki air bersih milik BPBD Gunungkidul. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Gunungkidul terus menyiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi kekeringan di musim kemarau .

Sebab kemarau tahun ini diprediksi berlangsung cukup panjang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul , Sumadi mengatakan jika ada wacana penetapan status darurat kekeringan .

"Wacana ini sebagai skema antisipasi, dan sedang dalam kajian," jelasnya, Kamis (03/08/2023).

Baca juga: Musim Kemarau, Stok Beras di Gunungkidul Diklaim Masih Aman

Menurut Sumadi, adanya status darurat kekeringan akan membuat upaya penanganan bisa lebih maksimal.

Terutama dari sisi pemanfaatan anggaran.

Sebab pihaknya bisa mengakses alokasi dana Belanja Tak Terduga (BTT) dari APBD Gunungkidul .

Dana ini dimanfaatkan untuk pengadaan program dropping alias penyaluran air bersih.

"Ini untuk memastikan dropping air bersih tetap berjalan jika anggaran dari BPBD sudah habis," ujar Sumadi.

Meski begitu, ia memastikan persediaan tangki air bersih yang disiapkan masih mencukupi.

Tahun ini, pihaknya menyiapkan 1.000 tangki air bersih yang disalurkan ke masyarakat sesuai permintaan.

Sejauh ini sebanyak 50 tangki sudah disalurkan.

Menurut Sumadi, penyaluran dilakukan ke 3 kapanewon yaitu Gedangsari, Rongkop, dan Saptosari.

"Paling banyak ke Saptosari dengan 36 tangki," ungkapnya.

Baca juga: Ada 135 Titik PJU-TS Bantuan dari Pusat Terpasang di Gunungkidul

BPBD Gunungkidul memperkirakan 7 kapanewon berpotensi mengalami sulit air bersih di musim kemarau tahun ini.

Sebanyak 10 ribu kepala keluarga (KK) diprediksi terdampak.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul , Purwono mengatakan anggaran dropping air bersih tahun ini mencapai Rp 230 juta.

Pihaknya pun akan memanfaatkan anggaran tersebut secara optimal.

"Apalagi ada 11 kapanewon yang memiliki anggaran dropping air bersih sendiri, ditambah dukungan pihak swasta," katanya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved