Banyak Temuan Artefak, Kropakan Klaten Didorong Jadi Museum Terbuka

Adapun benda yang ditemukan berupa fragmen kendi, kowi, batu bata, liontin emas, manik-manik, guci hingga gigi binatang.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ ALMURFI SYOFYAN
Peneliti BRIN saat mengecek lokasi penemuan guci kuno di Kropakan, Mranggen, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (3/8/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Benda-benda arkeologi atau artefak kerap ditemukan oleh warga di Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Adapun benda yang ditemukan berupa fragmen kendi, kowi, batu bata, liontin emas, manik-manik, guci hingga gigi binatang.

Selain itu juga ditemukan struktur sumur diduga peninggalan Mataram Kuno.

Temuan berbagai fragmen artefak tersebut membuat empat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali menyambangi Dukuh Kropakan.

Kepala Desa Mranggen, Miseran, mengatakan banyaknya temuan artefak di Dukuh Kropakan memperkuat dugaan jika dahulunya kawasan itu merupakan pemukiman pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Ia pun mengaku senang dengan kedatangan para peneliti BRIN dalam mengecek temuan berbagai artefak di Kropakan tersebut.

"Kami senang dan antusias atas kedatangan peneliti, ke depan ini akan dijadikan museum terbuka," ucapnya saat TribunJogja.com temui di desa itu, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Empat Peneliti BRIN Datangi Lokasi Penemuan Guci Kuno Dinasti Tang di Kropakan Klaten

Baca juga: Guci Kuno yang Ditemukan di Kropakan Klaten Diduga Berasal dari Dinasti Tang, Ini Fungsinya

Menurutnya, rencana pembuatan museum terbuka diawali dengan menggali cerita-cerita rakyat di desa itu.

Nantinya cerita rakyat itu akan dibuatkan dalam bentuk buku sehingga bisa diketahui lebih luas oleh masyarakat.

"Di sini banyak yang unik, ada randu alas yang bisa besar dan sepanjang tahun tak ada perkembangan pohonnya. Besarnya hanya seperti itu sejak dari zaman nenek saya," ulasnya.

Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Sugeng Riyanto, mengatakan untuk mengembangkan konsep museum terbuka perlu adanya tiga unsur.

Yakni, mulai dari situs arkeologi, lingkungan geologi dan hayati serta tradisi sekitar yang menjadi satu kesatuan.

"Dengan tiga unsur ini, ada nilai tambah dalam mengelola kawasan ini menjadi semacam museum terbuka," jelasnya.

Para peneliti BRIN saat mengecek lokasi temuan guci kuno di Kropakan, Mranggen, Klaten, Jawa Tengah Kamis (3/8/2023).
Para peneliti BRIN saat mengecek lokasi temuan guci kuno di Kropakan, Mranggen, Klaten, Jawa Tengah Kamis (3/8/2023). (TRIBUNJOGJA.COM/ ALMURFI SYOFYAN)


Pada kesempatan itu, empat peneliti BRIN datang untuk mengumpulkan informasi dan mengecek langsung temuan guci kuno yang ditemukan warga.

Selain Sugeng Riyanto, peneliti BRIN yang datang yakni, Baskoro Daru Tjahjono, Retno Purwanti dan Novri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved