BMKG: Potensi 60 Hari Tanpa Hujan Jawa Timur, Yogyakarta, Bali hingga NTB
ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan imbas fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif yang mengakibatkan kekeringan
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Pada tahun 2018, terjadi El Nino pada level moderat ke lemah selama 4 bulan. Fenomena terjadi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.
Sedangkan di tahun 2019 terjadi fenomena IOD positif yang mengakibatkan kebakaran lahan dan hutan (karhutla).
Sama seperti tahun 2018, fenomena IOD positif di tahun 2019 juga terjadi selama 4 bulan.
"Nah kali ini, tahun 2023 gabungan antara 2018 dan 2019 terjadi bersamaan. Kali ini keduanya (El Nino dan IOD positif) bermain bersamaan, meskipun hanya 3 bulan," jelas Dwikorita di Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin.
Sebagai informasi, berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada bulan Juli mencapai 1,01 dengan level moderate, sementara IOD sudah memasuki level index yang positif.
Sebelumnya, pada bulan Juni hingga dasarian 1 bulan Juli, El Nino masih dalam level lemah sehingga dampaknya belum dirasakan.
Namun setelah itu dalam waktu yang bersamaan, El Nino dan IOD positif yang sifatnya global dan skala waktu kejadiannya panjang dalam hitungan beberapa bulan terjadi dalam waktu yang bersamaan. (kompas/bmkg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.