Berita Sleman Hari Ini
Perikanan Bawal di Sleman Berkontribusi Pengelolaan Sampah Organik hingga 9.600 Ton Per Tahun
Ikan bawal mampu berkembang dengan menggunakan pakan yang berasal dari sampah organik domestik.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Pertanian, Pangan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mencatat sektor perikanan, terutama ikan bawal dapat ikut berkontribusi terhadap pengelolaan sampah organik yang biasanya dihasilkan dari rumah tangga maupun hotel.
Jumlahnya sekitar 9.600 ton per tahun.
Hal ini karena ikan berbadan oval ini merupakan salah satu jenis ikan yang mampu berkembang dengan menggunakan pakan yang berasal dari sampah organik domestik.
"Data di kami, produksi ikan bawal di Kabupaten Sleman 6.000 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, jumlah pakan yang dibutuhkan diperkirakan sebanyak 9.600 ton sampah domestik setiap tahun," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman , Ir. Suparmono, Kamis (27/7/2023).
Budidaya ikan bawal ini menjadi salah satu alternatif dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Baca juga: 5 Cara Mengolah Sampah ala UGM, Siapa Tahu Bisa Diterapkan di Yogyakarta
Apalagi dari sisi harga dan keminatan masyarakat terhadap ikan bawal ini cukup baik.
Harga bawal di pasaran saat ini berkisar Rp.25.000- Rp. 27.000 per kg.
Permintaan ikan ini, menurut Suparmono akan semakin naik ketika masa dimulainya perkuliahan, --di mana jumlah mahasiswa yang masuk ke Kabupaten Sleman untuk menyelesaikan masa studinya,--berdampak positif pada kenaikan konsumsi ikan bawal secara keselurahan.
Di samping itu, Ikan bawal juga diminati pada usaha pemancingan.
Karena jenis ikan ini termasuk ikan yang cukup menjadi primadona para pemancing ikan air tawar.
Ikan bawal yang mampu mencapai ukuran jumbo, sekitar 5 kilogram per ekor juga mampu menjadi daya tarik yang cukup besar ketika diadakan lomba mancing ikan.
Namun demikian, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi ketika sampah domestik akan digunakan sebagai pakan ikan bawal.
Di antaranya, tidak boleh mengandung pakan yang berbahaya baik untuk ikan maupun untuk manusia.
"Sampah domestik juga tidak dapat diberikan kepada kolam (bawal) yang airnya tenang, sebab akan mencemari kolam. Syarat mutlak penggunaan sampah domestik adalah kolam dengan aliran air yang cukup deras. Hal ini karena sampah domestik mengandung kadar minyak yang sangat tinggi. Penggunakan kolam dengan aliran air deras akan mampu menghilangkan lapisan minyak karena terbawa arus," terang Suparmono.
Baca juga: Sampah Masih Aman, Kepala DLH Sleman Puji Warga yang Kelola Sampah Sendiri
Lebih lanjut, Mantan Panewu Cangkringan ini mengungkapkan, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai ketika menggunakan sampah organik sebagai pakan ikan bawal .
Terutama apabila pakan sampah domestik tersebut tidak habis.
Kondisi ini memungkinkan lapisan minyak menutupi insang ikan sehingga mengakibatkan ikan mati secara mendadak.
Pemakaian sampah domestik juga mempunyai risiko cukup tinggi, terutama ketika suplai air berkurang atau tidak mengalir.
Penumpukan lapisan minyak yang merupakan ciri khas dari sampah domestik dapat semakin tebal yang menyebabkan intensitas cahaya matahari tidak mampu mencapai dasar kolam sehingga kesuburan kolam akan mengalami penurunan.
"Pemanfaatan limbah sebagai pakan ikan bawal, jika berasal dari makanan yang sudah matang, misalnya dari rumah makan dapat langsung diberikan ke ikan. Namun limbah yang berasal dari bahan makan yang belum dimasak seperti sisa tulang dari fillet ikan, atau jeroan ikan wajib dilakukan perebusan terlebih dahulu sebelum diberikan ke ikan," katanya.( Tribunjogja.com )
Puting Beliung Melanda Condongcatur Sleman, Sejumlah Rumah Warga Rusak |
![]() |
---|
Keterangan Polisi soal Kecelakaan Beruntun di Sleman Hari Ini, Kerugian Ditaksir Rp 155 Juta |
![]() |
---|
CERITA Fajarwati yang Kelak Tidak Akan Tidur di Bekas Kandang Sapi Lagi |
![]() |
---|
Sambut Natal, 20 Gereja di Sleman Jadi Prioritas Pengamanan Polisi |
![]() |
---|
Ibu-ibu di Yogyakarta Diajak Cerdas Kelola Keuangan dan Emosional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.