Mayat Diduga Korban Mutilasi di Turi

Penemuan Potongan Tubuh di Turi Sleman, Ini Tanggapan Sosiolog UNY

Tindak kriminal yang memotong tubuh manusia atau mutilasi tidak terjadi secara tiba-tiba.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Dok Tribunjogja/IST
Potongan Tubuh - Petugas menemukan lagi potongan tubuh berupa kepala manusia di wilayah Tempel. Sebelumnya polisi melakukan penelusuran di sejumlah wilayah. 

“Tantangannya, polisi harus kerja sama. Bisa saja ternyata bagian tubuh lain itu dari provinsi lain, Jawa Tengah misalnya. Itu mungkin,” kata Grendi yang merupakan Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi itu.

Baca juga: Polisi Duga Potongan Kepala yang Ditemukan di Merdikorejo Milik Korban Mutilasi Turi 

Motif Asmara atau Ekonomi

Grendi menyebutkan, setidaknya ada dua faktor mengapa orang bisa melakukan pembunuhan kepada orang lain.

“Faktornya ya kalau gak asmara, ekonomi. Potensinya hanya dua itu. Mau asmara sesama atau lawan jenis, itu jadi potensi. Dalam ilmu sosiologi, semakin beban masyarakat berat, maka kriminalitas akan meningkat,” terangnya.

Menurut dia, urusan perut tidak bisa dikompromikan.

Apalagi, banyak masyarakat yang juga tidak memperdulikan lingkungan, sehingga tidak mendeteksi adanya potensi kriminalitas.

“Kadang kalau orang murung, dibiarin kan. Padahal bisa saja itu tanda-tanda depresi. Gak ada rangkulan dari orang terdekat, jadi rawan melakukan tindakan kriminal,” bebernya.

Dia berharap, kasus penemuan potongan tubuh ini bisa segera ditemukan dan tidak menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved