Ramavito Kupas Etika Dalam Pasar Ketenagakerjaan dan Grey Area Pekerja Gig di FEB UGM
Berdasar data BPS Pusat, Tingkat Pengangguran Terbuka per Februari 2023 menurun menjadi 5,45 persen dari sebelumnya 5,83 persen pada Agustus 2022.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kinerja perekonomian yang baik tentu identik perkembangan pasar tenaga kerja yang juga membaik. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Februari 2023 menurun lagi menjadi 5,45 persen dari sebelumnya 5,83 persen pada Agustus 2022.
Seiring perkembangan pasar kerja, menurut data World Bank 2021, Indonesia memiliki 1,2 juta digital gig workers atau mereka yang bekerja berdasarkan proyek tertentu dalam waktu singkat, tanpa hubungan kerja dengan pemberi kerja.
Di mana dari jumlah tersebut, 49 persen bekerja di bidang kreatif dan multimedia, 21 persen clerical dan data entry, dan 14 persen jasa penulisan dan penerjemah.
Hal itu diungkapkan Co-Founder dan Chief Financial Officer EdenFarm, Ramavito Mountaino, pada acara diskusi Global Summer Week di Fakultas Ekonomi Bisnis UGM, Rabu (12/7/2023). Ia berbagi ilmu dengan para peserta workshop mengenai etika dalam pasar ketenagakerjaan (Ethics on Labor Market) di Indonesia, termasuk wilayah abu-abu bagi para gig worker.
Pada acara yang digelar FEB UGM, Ramavito menjelaskan, ada pro dan kontra dalam gig economy. Bagi perusahaan, gig economy mendukung fleksibilitas dalam cost, sehingga perusahaan dapat bertumbuh lebih cepat.
Sebaliknya bagi pekerja gig economy dapat menjadi sumber pendapatan dengan jam kerja yang lebih fleksibel.
“Namun, masih ada grey area atau wilayah abu-abu yang menyebabkan pekerja gig rentan akan terminasi sepihak, tak terlindungi asuransi kesehatan, upah tak mengacu pada regulasi dan hanya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pekerja gig dan pencari kerja, serta jam kerja yang biasanya lebih panjang dari pekerja tetap pada umumnya,” paparnya.
Karena itu, EdenFarm, sebuah perusahaan startup food-service yang berfokus pada pasar B2B, menjadi lapangan pekerjaan bagi 600 karyawan tetap. Selain karyawan tetap, EdenFarm juga didukung pekerja harian untuk kegiatan operasional perusahaan, misalnya pengelolaan Eden Collection Facilities (ECF) & Eden Fulfillment Center (EFC).
“Kami juga bermitra dengan outsource company untuk pemenuhan kurir logistik produk segar, dan tentunya dengan para petani. Hingga pertengahan tahun ini, kami telah memiliki 5.000 mitra tani yang tersebar di Pulau Jawa,” lanjut Ramavito.
Ramavito menekankan, bahwa secara etika ada berbagai hal yang perlu menjadi pokok kesepakatan antara pekerja dengan pemberi kerja, antara lain gaji pokok, BPJS, dan cuti tahunan.
Dengan perkembangan era yang semakin modern, EdenFarm juga memberikan berbagai tunjangan tambahan, di antaranya tunjangan akomodasi dan komunikasi, cuti ulang tahun, asuransi kesehatan untuk keluarga dan reward program sebagai wujud apresiasi kepada karyawan dengan performa terbaik.
“Kami percaya karyawan memainkan peranan penting dalam pertumbuhan bisnis. EdenFarm berupaya untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi seluruh karyawan dan menetapkan kode etik perusahaan guna memastikan lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi seluruh karyawan,” imbuh Vito. (*)
3 Kabupaten Penghasil Buah Rambutan Terbanyak di DIY, Bantul Ranking 2 |
![]() |
---|
Ini Daftar Provinsi Penghasil Durian Terbanyak di Indonesia, Yogyakarta Ranking Berapa? |
![]() |
---|
Pengeluaran Warga Jogja Rp 1-2 Juta per Bulan, Paling Irit Kulon Progo |
![]() |
---|
3 Kabupaten Penghasil Mangga Terbesar di DIY, Kulon Progo Peringkat 1 |
![]() |
---|
DIY Masuk 5 Besar Provinsi Penghasil Salak Terbesar di Indonesia, Paling Banyak dari Sleman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.