ADVERTORIAL

Pola Parenting Baik : Tanamkan Nilai Positif Tanpa Keterpaksaan

Pendidikan karakter anak dimulai ketika dia bisa menerima pesan dari ibu dan orang tuanya.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Siniar Family Talks bertajuk Ciptakan Generasi Tangguh Melalui Pendidikan Karakter. Podcast tersebut disiarkan di kanal YouTube Tribun Jogja. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pola pengasuhan anak yang baik adalah penanaman nilai positif tanpa keterpaksaan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk ( DP3AP2 ), Erlina Hidayati Sumardi menjelaskan, nilai positif itu bisa diterapkan sejak dini oleh orang tua maupun pengasuh.

“Pembiasaan untuk memiliki karakter yang bagus itu perlu ditanamkan sejak dini, sehari-hari. Kebiasaan itu mempengaruhi perilaku,” katanya dalam siniar Family Talks bertajuk Ciptakan Generasi Tangguh Melalui Pendidikan Karakter.

Podcast tersebut disiarkan di kanal YouTube Tribun Jogja.

Baca juga: Pakar UGM : Parenting dari Hati Bisa Minimalisasi Anak Lakukan Kejahatan Jalanan

Ia melanjutkan, penanaman nilai positif terus menerus membuat anak jadi terbiasa.

Dia mengartikan, pola pengasuhan anak yang baik dilakukan tanpa menimbulkan keterpaksaan.

Jadi, anak tidak perlu disuruh untuk melakukan hal positif.

Larangan orang tua pun bisa diminimalisasi lantaran anak sudah tahu mau melakukan apa.

“Penanaman itu masuk ke dalam pikiran anak, menimbulkan keinginan dan anak jadi mengulang kegiatan itu terus,” jelas dia.

Erlina mengungkap, pembiasaan sejak dini ini turut memahamkan anak untuk tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Maka, hidup anak menjadi nyaman karena terbiasa melakukan hal baik.

“Dia akan merasa tidak nyaman jika melakukan hal yang tidak baik. Itu akan otomatis,” tukasnya.

Sementara, Tustiyani dari Komisi D DPRD DIY mengungkap, pendidikan karakter anak dimulai ketika dia bisa menerima pesan dari ibu dan orang tuanya.

Biasanya, pembiasaan dimulai sejak kecil, seperti membereskan mainan sendiri serta menggunakan bahasa yang baik.

Baca juga: Tanggapi Fenomena Anak Tidak Sekolah, Ini Kata Dosen Psikologi Unimma Magelang 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved