Kasus Antraks di Gunungkidul

Tegakkan Diagnosis, 87 Warga Gunungkidul Berstatus Seropositif Antraks Kembali Jalani Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan untuk menegakkan diagnosis bahwa pasien tersebut positif terpapar antraks.

|
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
weeklytimesnow.com.au
ilustrasi Anthrax 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebanyak 87 warga Gunungkidul yang dinyatakan seropositif antraks akan kembali menjalani pemeriksaan serologi di laboratorium pada Jumat (7/7/2023) mendatang.

Pemeriksaan dilakukan untuk menegakkan diagnosis bahwa pasien tersebut positif terpapar antraks .

"Besok Insyaallah kita laksanakan yang kedua," kata Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, Kamis (6/7/2023).

Pembajun mengatakan, pihaknya telah menerima laporan pertama soal dugaan penyebaran antraks di wilayah Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul pada 2 Juni 2023 lalu.

Dari laporan tersebut Dinkes DIY bersama Dinkes Gunungkidul melakukan kajian epidemiologi di Dusun Jati. 

Sebanyak 143 warga pun menjalani pemeriksaan serologi dan hasilnya 87 orang dinyatakan seropositif antraks dan 1 meninggal dunia karena antraks .

"Pemerintah pusat melalui BBVet (Balai Besar Veteriner) juga turun langsung melakukan pemeriksaan," tuturnya.

Baca juga: Pemkab Gunungkidul Putuskan Fokus Penanganan Antraks di Semanu 

Entomolog dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Rega Dharmawan mengungkapkan, seorang pasien baru bisa dinyatakan positif antraks jika telah dilakukan pemeriksaan serologi sebanyak dua kali dengan rentan waktu yang berbeda.

"Kalau hari ini diperiksa lalu 10 hari seropositif lagi, dia kesimpulannya positif (antraks). Jadi ada semacam kenaikan konsentrasi bakteri antraks ," jelasnya.

Untuk penanganan pasien antraks akan berbeda-beda tergantung tingkat keparahan gejala yang dialami pasien. 

Karenanya, pada Jumat mendatang, Dinkes DIY juga akan melibatkan dokter dalam proses pengambilan sampel.

Dia menjelaskan, pasien bergejala berat biasanya tertular karena mengkonsumsi daging yang terpapar antraks serta menghirup spora yang berasal dari bakteri antraks .

Pasien tersebut dapat disembuhkan dengan menjalani perawatan khusus di rumah sakit.

Sedangkan pasien yang tertular antraks karena infeksi melalui luka terbuka di kulit menurutnya cenderung mengalami gejala yang lebih ringan.

"Biasanya yang harus diopname tertular antraks dari pencernaan dan pernapasan. Kalau kulit biasanya tidak sampai (dirawat) RS, cukup diberi antibiotik," katanya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved