Pemda Papua Disebut Tengah Siapkan Uang Tebusan untuk Bebaskan Pilot Susi Air

Pemerintah daerah (Pemda) Papua disebut menyanggupi permintaan tebusan itu namun dengan proses negosiasi.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
istimewa/tribun papua
Senjata KKB Papua penyandera pilot Susi Air diduga buatan Pindad. Benarkah? 

TRIBUNJOGJA.COM, PAPUA - Uang tebusan sebesar Rp 5 miliar menjadi syarat untuk membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens yang sudah berbulan-bulan disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Pemerintah daerah (Pemda) Papua disebut menyanggupi permintaan tebusan itu namun dengan proses negosiasi.

Informasi soal KKB Papua meminta tebusan sebesar Rp 5 miliar untuk pembebasan Kapten Philip Mark Merthens tersebut dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo.

"Sebetulnya terkait hal itu Pemda sedang menyiapkan pembayaran uang petugas sejak awal pada saat adanya tuntutan kelompok Egianus Kogoya. Beberapa saat setelah penyanderaan muncul video pertama adanya tuntutan kepada pemerintah RI yaitu sejumlah uang, senjata, bahan makanan dan bahan medis," kata Benny, seperti dikutip dari Kompas.

Pemda Papua sendiri siap untuk memberikan tebusan kepada KKB asalkan pilot Susi Air tersebut dibebaskan dalam kondisi sehat.

"Waktu itu (permintaannya) sebesar Rp 5 miliar, nanti itu dalam proses negosiasi berapa yang akan bisa disanggupi. Namun sejak kita mencoba ruang komunikasi hingga saat ini KKB egianus tidak pernah membuka negosiasi dengan kami," paparnya.

Menurut Benny, polisi tetap akan melakukan proses hukum untuk mengantisipasi hal yang sama terjadi kembali.

"Semua bisa antisipasi hal tersebut bahwa upaya hukum akan tetap kita tegakkan, kita juga akan memproses secara hukum," katanya.

Baca juga: Lewat Video Berdurasi 71 Detik, KKB Papua Ancam Tembak Pilot Susi Air jika Tuntutan Tidak Dipenuhi

Merdeka dan senjata tak bisa dipenuhi

Sementara itu Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menegaskan tidak akan memenuhi dua permintaan KKB Egianus, yakni merdeka dan senjata.

"Tidak mungkin kami mengabulkan kedua permintaan itu (merdeka dan senjata)," kata Fakhiri di Jayapura, Kamis (29/6/2023), seperti dilansir Antara.

Sedangkan untuk permintaan tebusan uang masih bisa disiapkan.

"Namun, untuk uang yang juga diminta akan disiapkan dan diserahkan kepada Egianus Kogoya asal sandera yang berkebangsaan Selandia Baru itu dibebaskan dan diserahkan ke aparat keamanan," tuturnya.

Untuk diketahui KKB Egianus Kogoya telah menyandera pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens sejak 7 Februari 2023 lalu.

Respon Politisi PDIP

Sementara itu anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P Mayjen (Purn) TB Hasanuddin mengatakan, sebenarnya founder Susi Air, Susi Pudjiastuti bisa saja menebus pilot Susi Air Philip Mark Methrtens dengan uang Rp 5 miliar.

Menurut TB Hasanuddin, untuk ukuran nyawa, harga Rp 5 miliar adalah angka yang murah.

"Ini pendapat saya pribadi saja ya. Kalau dilihat dari jumlahnya Rp 5 miliar, itu mungkin bisa saja Bu Susi menutupnya. Jadi enggak ada masalah sebetulnya kalau dilihat dari jumlahnya. Untuk nyawa, ya relatif murah lah," ujar TB Hasanuddin saat dihubungi, Senin (3/7/2023).

Hanya saja, TB Hasanuddin mengingatkan, itu artinya negara tunduk kepada perompak apabila permintaan KKB tersebut dikabulkan.

TB Hasanuddin menegaskan bahwa penebusan uang kepada KKB akan menjadi preseden buruk bagi pemerintah Indonesia.

"Cuma masalahnya, kalau kita tunduk kepada tuntutan kelompok-kelompok seperti ini, yang meminta duit dengan cara melakukan penyanderaan, penculikan, dan sebagainya, berarti negara tunduk kepada perompak-perompak nanti. Dan ini preseden yang tidak baik," katanya.

Meski demikian, TB Hasanuddin mengembalikan semua keputusan kepada pemerintah untuk mendiskusikan permintaan KKB tersebut. (*)

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved