KKB Papua

Lewat Video Berdurasi 71 Detik, KKB Papua Ancam Tembak Pilot Susi Air jika Tuntutan Tidak Dipenuhi

Jika hingga batas waktu yang sudah ditetapkan tidak ada kesepakatan, maka KKB akan menembak pilot asal Selandia Baru tersebut.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
istimewa/tribun papua
Senjata KKB Papua penyandera pilot Susi Air diduga buatan Pindad. Benarkah? 

TRIBUNJOGJA.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua memberi tenggat waktu selama 2 bulan kepada pemerintah Indonesia untuk negosiasi pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.

Jika hingga batas waktu yang sudah ditetapkan tidak ada kesepakatan, maka KKB akan menembak pilot asal Selandia Baru tersebut.

Kapten Philip sudah disandera oleh KKB Papua sejak 7 Februari 2023 lalu.

Upaya pembebasan terhadap Kapten Philip sudah dilakukan melalui berbagai upaya.

Pemerintah dan aparat keamanan menekankan upaya pembebasan Kapten Philip dengan melakukan negosiasi.

Namun hingga kini belum ada progres positif untuk pembebasan Kapten Philip.

Kabar terbaru dari KKB Papua, kelompok separatis tersebut mengeluarkan ancaman akan menembak sang pilot jika Pemerintah Indonesia tidak memenuhi tuntutannya.

Ancaman itu disampaikan Egianus Kogoya melalui video singkat yang disebarkan Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom pada Sabtu (27/5/2023).

Dalam video berdurasi 71 detik itu, pihak KKB hanya memberi waktu dua bulan kepada negara untuk bernegosiasi.

"Kami kasih waktu dua bulan saja, kalau dari indonesia tidak mengaku berarti kalau dua bulan ini lewat, kami akan tembak pilot Philip Mark Mehrten," kata Egianus dalam video tersebut dikutip dari Tribun-Papua.com.

Dalam video yang disebarkan oleh Sebby Sambom tersebut, Kapten Philip diperlihatkan dalam kondisi sehat.

Hanya saja, tubuhnya terlihat lebih kurus dibandingkan sebelumnya.

Ia dikelilingi anggota separatis dan juga Egianus Kogoya.

Kapten Philips juga terlihat memegang bendera bintang kejora sembari mengatakan bahwa para separatis menginginkan keterlibatan negara lain, selain Indonesia, untuk berdialog soal kemerdekaan Papua.

"Negara yang lain, jika tidak bicara dengan Indonesia dalam waktu dua bulan, mereka akan tembak saya," ujar Marten.

Baca juga: KKB Papua Bakar Rumah Pendeta Loas Kogoya

Sumber: Tribun Papua
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved