Berita Bantul Hari Ini

Polres Bantul Canangkan Konsep Uji SIM C Tanpa Pola Zig-zag dan Angka Delapan

Praktik Uji Surat Izin Mengemudi (SIM) C di Kabupaten Bantul, kini dicanangkan untuk tidak lagi menggunakan pola zig-zag maupun angka delapan.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana
Anggota Polres Bantul sedang memberikan contoh Uji SIM C yang benar di Polres Bantul pada Senin (26/6/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Praktik Uji Surat Izin Mengemudi (SIM) C di Kabupaten Bantul, kini dicanangkan untuk tidak lagi menggunakan pola zig-zag maupun angka delapan.

Akan tetapi, ujian teori dalam pembuatan SIM roda dua di Satpas Polres Bantul tetap sama.

Konsep itu dicetuskan oleh Polres Bantul yang berada di bawah naungan Polda DIY. 

Wakil Kepala Polda (Wakapolda) DIY, Brigjen Pol. R. Slamet Santoso, mengatakan, konsep tersebut sebenarnya masih berada dalam tahap pengajuan kepada Mabes Polri.

Pihaknya pun berencana mengembangkan konsep tersebut di tingkat Polda DIY.

Baca juga: Ditlantas Polda DIY Ajukan Konsepsi Baru Ujian Praktik SIM, Angka 8 dan Zig-zag Diganti Pola S

"Kami ajukan dahulu, mudah-mudahan dalam waktu yang singkat dan dalam tempo yang secepat-cepatnya itu bisa berlaku di seluruh nasional," katanya saat menghadiri pelaksanaan Uji Praktik SIM Satpas Polres Bantul, Senin (26/6/2023).

Di sisi lain, sejak beberapa tahun yang lalu untuk pelaksanaan ujian teori SIM itu sudah berubah.

Di mana, sebelumnya berup textbook, kini menjadi electronic audio video integrated system.

Selanjutnya, hal itu disinkronkan di Polres Bantul antara pelaksanaan ujian teori dan ujian praktik.

"Materinya yang banyak dikeluhkan dari masyarakat itu kan terkait dengan pola zig-zag dan angka delapan. Ujian teori itu sudah disinkronkan dengan ujian praktik yang ada di sini sehingga ada beberapa hal yang kami tidak berlakukan dan tidak laksanakan pada ujian teori," tutur Brigjen Pol. R. Slamet Santoso.

"Dalam konsep uji praktik itu, (uji zig-zag dan angka delapan) di-skip, kemudian diubah dengan yang lain. Di antaranya itu, sudah mewakili dari uji keseimbangan reaksi dan perilaku pengendara," imbuh dia.

Artinya, terkait dengan materi ujian SIM saat ini, pihaknya menyebut ada lima item yang bakal dijadikan alat penilaian untuk menentukan lulus tidaknya peserta ujian SIM.

Di antaranya adalah keseimbangan, perilaku pengendara, reaksi dan ketrampilan lainnya.

Ia menyampaikan, konsep uji SIM C yang berbeda itu diusung berdasarkan analisis dan evaluasi kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Kabupaten Bantul.

Di mana, terdapat sejumlah kecelakaan kendaraan roda dua yang disebabkan oleh hampir 51 persen manusia.

"Entah dari segi knowledge-nya, skill, maupun attitude-nya. Kami tadi sudah diskusi tentang konsep ini dengan para ahli yang ada di wilayah DIY," urai Brigjen Pol. R. Slamet Santoso.

Dalam kesempatan itu,  dosen Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus aktivis Pusat Study dan Transportasi Universitas Gadjah Mada, Pangesti Wiedarti, menyampaikan bahwa konsep uji SIM yang baru ini merupakan konsep uji SIM terbaik dan menyesuaikan dengan beberapa negara lain berupa Taiwan, Austalia, maupun Jepang. 

"Semoga naskah bisa segera disusun dan diusulkan ke tingkat nasional, namun harus melalui beberapa tahap yang berjenjang dan bisa dipedomani serta dipahami oleh masyarakat sehingga bisa lebih tertib berlalu lintas," ucap Pangesti. (Nei)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved