Kaisar Jepang Kunjungi Jogja

Kaisar Jepang Naruhito Terkesima dengan Konsep Alur Air Jaladwara pada Candi Borobudur 

Kunjungan Kaisar Jepang Naruhito ke Candi Borobudur menjadi destinasi terakhir dalam lawatannya ke Indonesia

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Kaisar Jepang Naruhito (kedua dari kiri) bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (paling kiri), Dirut Utama TWC, Sub Koordinator Warisan Budaya Borobudur, dan Staf Edukator MCB, berfoto di depan Candi Borobudur, Kamis (22/6/2023) 

"Beliau sangat memahami dan menghormati untuk aturan tersebut,"ujarnya.

Selain menceritakan soal relief, kata dia, Kaisar Jepang Naruhito juga diberitahukan terkait banyaknya narasi mitos yang tersebar di Candi Borobudur

Salah satunya, memegang patung Buddha yang dianggap dapat mengabulkan permintaan.

"Di situ, saya langsung ceritakan sejarahnya. lebih kurang 80 tahun lalu, gaji pegawai (di Candi Borobudur) dari Pemerintah Belanda itu tidak mencukupi. Untuk tambah penghasilan, ada pegawai membuat mitos tersebut. Namun, setelah pengunjung pulang, mereka mengambil uang para wisatawan dengan sapu lidi yang diberi getah buah nangka,”ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Mura Aristina menjelaskan kepada Kaisar Naruhito bahwa pariwisata di Candi Borobudur adalah pariwisata berkelanjutan.

"Pariwisata yang berprinsip pada pelestarian. Jangan sampai nanti candinya ramai tapi candinya rusak, buat apa. Nanti tidak  ada yang bisa dikunjungi lagi, semoga hal ini bisa disampaikan kepada masyarakat Jepang, boleh datang ke Candi Borobudur tapi lupakan mitos,"terangnya.

Sampaikan Fungsi Upanat dan Keausan pada Bebatuan Candi Borobudur 

Penggunaan sandal upanat sebagai properti wajib saat naik ke struktur Candi Borobudur juga menjadi bagian lain yang dijelaskan oleh Mura Aristina kepada Kaisar Naruhito.

"Beliau sangat memahami, di situ saya jelaskan sebelum pandemi pengunjung Candi Borobudur tidak dibatasi yang Mulia, dalam sehari mencapai 58.000 per orang. Tetapi sekarang hanya diperbolehkan 1200 orang  dan harus menggunakan pemandu untuk mengawasi sikap pengunjung,"tuturnya.

Pada saat naik ke struktur Candi Borobudur, dia pun menunjukkan kepada Kaisar Jepang Naruhito efek dari tingginya gesekan pada bebatuan Candi Borobudur.

"Saya tunjukan ada batu yang cekung itu, ini  (keausan pada batu) yang Mulai. Dia langsung bilang, oh-iya-iya. Jadi sebelum beliau naik tangga pertama, pada lantai ketiga langsung saya tunjukkan. Itulah kenapa kita harus pakai sandal dan harus menghentak kaki memastikan tidak ada pasir. Sandal harus bersih,"ujarnya.

Ia mengatakan, dalam memandu rombongan Kaisar Jepang tidak ada kesulitan.

Menurutnya, Kaisar Jepang Naruhito sangat menikmati lawatannya  ke Candi Borobudur.

"Alhamdulillah, untuk public speaking dan guiding technic sangat macth (sesuai),"ucapnya.

Setelah naik dan berkeliling di Candi Borobudur, rombongan Kaisar Jepang Naruhito turun setelah 30 menit berada di atas, atau sekitar pukul 08.49.WIB.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved