Kaisar Jepang Kunjungi Jogja

Kaisar Jepang Naruhito Terkesima dengan Konsep Alur Air Jaladwara pada Candi Borobudur 

Kunjungan Kaisar Jepang Naruhito ke Candi Borobudur menjadi destinasi terakhir dalam lawatannya ke Indonesia

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Kaisar Jepang Naruhito (kedua dari kiri) bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (paling kiri), Dirut Utama TWC, Sub Koordinator Warisan Budaya Borobudur, dan Staf Edukator MCB, berfoto di depan Candi Borobudur, Kamis (22/6/2023) 

Umumnya berbentuk menyerupai ikan, mulutnya menganga dan bibir atasnya melingkar ke atas seperti belalai gajah yang diangkat.

"Yang paling tertarik soal jalur air atau Jaladwara. Karena, memang beliau dasarnya ilmuwan tentang air maka saya banyak bercerita tentang air,"paparnya usai memandu Kaisar Jepang di lokasi,Kamis (22/6/2023).

Selain itu, kisah lain yang diceritakan Mura Aristina kepada Sang Kaisar yakni terkait sejarah dan filosofi pembangunan Candi Borobudur.

Di mana, letak Candi Borobudur dibuat  tak jauh dengan dua aliran air sungai yang besar.

"Semuanya terkait dengan air, karena letaknya (Candi Borobudur) dekat sungai jadi pertemuan Sungai Progo dan Elo itu untuk sarana mengambil batunya,"paparnya.

Begitupun, terkait danau purba yang dulu ada di kawasan Borobudur yang berperan menjaga kelembapan candi

"Kemudian, bagaimana peran danau purba sekitar Borobudur itu menjaga kelembaban. Di dalam candi ini kan ada bukitnya di dalamnya, bukitnya tidak boleh terlalu kering dan tidak boleh terlalu basah. Kalau kering dia pecah, kalau kering dia longsor. Maka, airnya ada sekitar saja,"timpalnya.

Di sisi lain, Kaisar Naruhito juga kagum dengan konsep Bajralepa yang ada di bangunan Candi Borobudur.

Konsep Bajralepa merupakan lapisan pelindung untuk bebatuan Candi Borobudur agar terlindungi dari terpaan air hujan.

"Sekitar dua juta batu disusun di atas bukit Candi Borobudur, jika air masuk maka dia longsor. Maka itu saya jelaskan namanya konsep Bajralepa, di mana Candi Borobudur disebutnya waterproof membuat air hujan itu jangan sampai ke dalam. Lapisan itu dibuat dari tanah liat, kapur, air, dibuat adonan kue, kalau hujan di oleskan ke batu, jadi dia tidak masuk ke dalam,"terangnya.

Dalam kunjungannya ke Candi Borobudur untuk yang pertama kali ini, Kaisar Naruhito pun diajak menyusuri lorong-lorong untuk melihat relief-relief pada dinding candi . 

Salah satu kisah relief yang diceritakan kepada Kaisar Naruhito yakni tentang Lalitavistara yakni perjalan Buddha. Salah satunya, tentang wanita yang menari-menari dengan bertelanjang di depan Buddha untuk menggoda ketika bertapa.

"Saya sempat menari juga untuk memperlihatkan gerakan tarian wanita telanjang. Kaisar sedikit senyum melihat itu, di situ saya jelaskan inilah tarian untuk menggangu Sidharta Gautama tetapi dia bisa melewati, dan mendapatkan pencerahan,"paparnya.

Ia mengatakan, Kaisar Jepang Naruhito hanya berkeliling dari lorong lantai 1 sampai lantai 9.

Sedangkan lantai 10 tidak bisa dikunjungi karena khusus untuk beribadah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved