Berita Internasional

Fakta-Fakta Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang Kontak, Harga Tiket Ekspedisi Capai Rp 3 Miliar

Kapal selam wisata yang sedang melakukan penjelajahan bangkai kapal Titanic hilang sejak Minggu (18/6/2023) di lepas pantai Kanada, Samudra Atlantik.

OceanGate Expeditions
Penampakan kapal selam wisata miliki OceanGate Expeditions 


Hamish Harding adalah seorang milyader asal Inggris. Sementara, Shahzada dan Sulemaan Dawood berasal dari keluarga Dawood Group dari Karachi, Pakistan.

Paul-Henri Nargeolet adalah ahli Titanic dan Stockton Rush merupakan CEO dari perusahaan perjalanan ekspedisi OceanGate.

3. Pertarungan melawan waktu

Penampakan bangkai kapal Titanic dari dalam kapal wisata OceanGate Expeditions
Penampakan bangkai kapal Titanic dari dalam kapal wisata OceanGate Expeditions (OceanGate Expeditions)

Pencarian kapal selam wisata bangkai Titanic ini adalah pertarungan melawan waktu.

Kurang dari satu hari udara untuk bernapas mungkin habis di dalam kapal, berdasarkan perkiraan terbaru pejabat agensi pada Rabu (21/6/2023).

Beberapa bagian Titan jelas berteknologi rendah. Tidak seperti kapal selam submarine, kapal selam submersible yang hilang ini membutuhkan kapal induk untuk meluncurkannya.

Submersible memiliki cadangan daya yang lebih sedikit dan tidak dapat bertahan lama di bawah air.

Kapal berkomunikasi dengan kapal melalui pesan teks, dan diperlukan untuk berkomunikasi setiap 15 menit, menurut situs arsip OceanGate Expeditions.

“Semua hal yang biasa kita gunakan sekarang, GPS, Wi-Fi, tautan radio, tidak berfungsi di bawah laut,” menurut mantan perwira kapal selam Angkatan Laut Kapten J. Van Gurley mengutip CNN.

4. Muncul citra objek di dasar laut

Tiga kapal tiba Rabu pagi (21/6/2023) untuk bergabung dalam upaya pencarian kapal selam Titanic yang hilang, menurut tweet dari Distrik Pertama Penjaga Pantai AS.

Salah satu kapal, John Cabot memiliki kemampuan sonar pemindaian samping dan bergabung dengan Skandi Vinland dan Atlantic Merlin dalam pencarian, kata USCG.

Side scan sonar adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi dan mencitrakan objek di dasar laut, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Baca juga: KISAH Pengusaha Tembakau di Magelang Terima UGR Tol Jogja-Bawen Tertinggi Senilai Rp22 Miliar

“Beberapa sensor fisik sonar, disebut array transduser, mengirim dan menerima gelombang akustik yang membantu memetakan dasar laut atau mendeteksi objek lain,” kata NOAA.

“Saat kapal bergerak di sepanjang jalurnya, susunan transduser mengirimkan sinyal di kedua sisinya, menyapu dasar laut seperti sinar senter berbentuk kipas. Pemindaian samping mencari dengan kecepatan konstan dan dalam garis lurus, memungkinkan kapal untuk memetakan dasar laut saat bergerak,” tambahnya.

Namun, sonar pemindaian samping tidak dapat mengukur kedalaman, sehingga sering digunakan berkoordinasi dengan alat lain untuk membuat survei dasar laut yang lebih luas, kata NOAA.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved