Aplikasi SatuJantung Karya Dosen FKKMK UGM, Sarana Penanganan Kasus Henti Jantung Secara Cepat
dr. Beta mengatakan, aplikasi SatuJantung itu dirancang dengan fitur utama berupa alarm bagi pasien serangan jantung dan henti jantung
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberikan kemudahan masyarakat dalam menangani berbagai macam penyakit.
Satu di antaranya berupa pemberian penanganan pertama kepada orang yang mengalami penyakit jantung.
Melalui aplikasi SatuJantung 2.0 yang dikembangkan oleh Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM Subsp. FK(K).
Aplikasi tersebut dinilai memberikan bantuan penaganan kasus henti jantung.
dr. Beta mengatakan, aplikasi SatuJantung itu dirancang dengan fitur utama berupa alarm bagi pasien serangan jantung dan henti jantung.
Sehingga, aplikasi itu bisa dijalankan cukup dengan satu kali klik tombol melayang.
“Ketika tombol melayang diklik, maka akan muncul sejumlah informasi yang membantu petugas kesehatan dalam mengidentifikasi pasien. Beberapa informasi yang muncul berupa tingginya risiko penyakit jantung, kontak keluarga yang bisa dihubungi, serta tombol emergency," ucapnya kepada awak media di Fortakgama UGM, Kamis (15/6/2023).
Disampaikannya, dalam aplikasi tersebut juga dilengkapi cara melakukan pijat jantung sebagai panduan untuk penolong yang belum pernah mengikuti pelatihan pijat jantung.
Sehingga, pasien henti jantung akan segera mendapat pertolongan pertama berupa pijat jantung dan memiliki kesempatan untuk tertolong tiga kali lebih besar daripada yang tidak mendapat pertolongan.
"Hadirnya aplikasi SatuJantung 2.0 itu diharapkan dapat membantu penanganan lebih banyak pasien henti jantung," pintanya.
Pasalnya, penyakit jantung sendiri masuk dalam salah satu daftar penyakit pembunuh nomor satu di negara maju maupun negara berkembang.
Bahkan, berdasarkan laporan dari Global Burden of Disease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019, penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Selanjutnya, dari Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.
Tidak hanya itu saja, penyakit jantung tersebut menjadi beban biaya terbesar di data BPJS Kesehatan pada 2021 dengan pembiayaan kesehatan sebesar Rp.7,7 triliun.
Awal Mula Tercetusnya Aplikasi SatuJantung
Aturan Baru Kedatangan Wisatawan, Aplikasi All Indonesia Wajib Diisi |
![]() |
---|
Bahaya Hilang Konsentrasi Berkendara, Cara Aman Bikers Gunakan Aplikasi Navigasi |
![]() |
---|
Dispeterikan Magelang Mulai Digitalisasi Retribusi Pasar Hewan dengan Aplikasi SIRUPAWAN |
![]() |
---|
Resah Sering Kehilangan Pakaian, Anak-anak Muda Jogja Ini Bikin Aplikasi untuk Bantu UMKM Laundry |
![]() |
---|
3.057 Anak SD di Kota Yogyakarta Jalani Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.