Hari Raya Waisak

Apa Itu Fang Sheng dan Jiu Sheng yang Dilakukan Umat Buddha saat Waisak?

Mengenal ritual Fang Shen dan Jiu Sheng, dilakukan umat Buddha saat Hari Raya Waisak. Ritual penuh filosofi, ajarkan welas asih sesama mahkluk hidup.

|
PEXELS/Nguyen Huy
Apa Itu Fang Sheng dan Jiu Sheng yang Dilakukan Umat Buddha saat Waisak? 

Manfaat Fang Sheng dan Jiu Sheng

Burung di alam bebas
Burung di alam bebas (Ist)

Manfaat Fang Sheng dan Jiu Sheng adalah memberi kebebasan bagi makhluk yang dilepas. 

Ketika melepas serangga, kita menyelamatkan mereka dari ancaman kematian sebagai umpan pancing. 

Ketika melepas burung-burung, kita menolong mereka dari kandang yang sempit yang mencegah mereka terbang bebas. 

Ketika melepas ikan lele, kita menolong mereka dari kemungkinan dibunuh untuk dimasak.

Fang Sheng dan Jiu Sheng, melepas ikan lele
Fang Sheng dan Jiu Sheng, melepas ikan lele (DOK. Vihara Girinaga)

Fang Sheng dan Jiu Sheng sendiri merupakan bentuk latihan untuk mengembangkan welas asih. 

Ketika mencari hewan untuk dilepas, kita bisa merenungkan penderitaan mereka dan membangkitkan rasa iba dan keinginan kuat untuk menyelamatkan mereka. 

Jika didasari dengan motivasi baik tersebut, Fang Shen dan Jiu Sheng akan menghasilkan akibat yang baik pula. 

Berdasarkan hukum karma, menyelamatkan nyawa makhluk lain akan membawa akibat yang sesuai dengan penyebabnya, yaitu umur panjang.

Karena menyelamatkan nyawa, maka nyawa kita juga akan diselamatkan.

Ajaran Buddha yang membahas Fang Sheng dan Jiu Sheng

Ajaran Buddha yang membahas Fang Sheng dan Jiu Sheng. FOTO: Para biksu menaiki Candi Mendut Magelang untuk prosesi penyemayaman api dharma Waisak 2023, Jumat (2/6/2023).
Ajaran Buddha yang membahas Fang Sheng dan Jiu Sheng. FOTO: Para biksu menaiki Candi Mendut Magelang untuk prosesi penyemayaman api dharma Waisak 2023, Jumat (2/6/2023). (Tribun Jogja/ Nanda Sagita Ginting)

“Seperti seorang ibu yang melindungi anak tunggalnya hingga bertaruh nyawa, kembangkanlah cinta kasih kepada semua makhluk.” - Karaniya Metta Sutta

“Seseorang tidak dapat disebut Ariya (orang mulia) apabila masih menyiksa makhluk hidup. Ia yang tidak lagi menyiksa makhluk-makhluk hiduplah yang dapat dikatakan mulia.” - Dhammapada 270

“Orang yang dalam mencari kebahagiaan, malah menindas makhluk lain yang juga ingin bahagia tak akan mendapatkan kebahagiaan yang ia cari.” - Buddha (Dhammapada X-131)

Ajaran-ajaran tersebut menjadi salah satu alasan mengapa kebanyakan umat Buddha adalah vegetarian atau vegan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved