Berita Pendidikan Hari Ini

UNY Gelar Upacara Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2023

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melaksanakan upacara Hari Kelahiran Pancasila di halaman Gedung Rektorat, Selasa (1/6/2023).

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
UNY gelar upacara Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6/2023) di halaman Gedung Rektorat 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melaksanakan upacara Hari Kelahiran Pancasila di halaman Gedung Rektorat, Selasa (1/6/2023).

Bertindak sebagai pembina upacara Rektor UNY, Prof. Sumaryanto. Upacara diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan dan Dharma Wanita.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dalam sambutannya yang dibacakan Rektor UNY mengatakan, Pancasila hingga saat ini tetap relevan di tengah dinamika.

Prinsip-prinsip Pancasila perlu dijaga dalam seluruh aktivitas negara.

Baca juga: Skuter Listrik Tetap Marak di Malioboro, Satpol PP Kota Yogyakarta: Penyitaan Hampir Setiap Malam

“Di tengah padatnya kegiatan dalam melaksanakan tugas, mari kita sejenak berefleksi dan memahami filosofi yang menjadi nyawa negara Indonesia,” kata Rektor.

Pancasila mengandung lima nilai universal dasar, yakni Ketuhanan, Kemanusiaan, Kebhinekaan, Demokrasi dan Keadilan Sosial.

Dalam aspek Ketuhanan, Kemendikbudristek berkomitmen untuk menjamin hak-hak seluruh peserta didik untuk mendapatkan pendidikan agama/spiritualitas yang selaras dengan keimanannya, termasuk memberikan hak-hak pendidikan spiritualitas bagi penghayat kepercayaan.

Dalam hal aspek Kemanusiaan Kemendikbudristek telah membuka akses pendidikan sebesar-besarnya agar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pendidikan terbaik, termasuk bagi masyarakat tidak mampu melalui berbagai bentuk kebijakan dan bantuan sosial.

Kemendikbudristek juga membuka kesempatan bagi para pengungsi dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia untuk bersekolah, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Pada aspek Kebhinekaan, Kemendikbudristek menyusun Kurikulum Merdeka untuk membuat pembelajaran lebih relevan dengan lingkungan sekitar.

Selain itu, Kemendikbudristek juga berupaya untuk mendorong interaksi dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai program pendidikan dan kebudayaan.

Kemendikbudristek juga berupaya membuat lingkungan kerja, sekolah, dan masyarakat agar menjunjung rasa saling menghormati dengan segala keanekaragaman yang ada.

Demokrasi perlu membekali anak-anak untuk mampu berinteraksi, bersuara, dan berpendapat untuk mengemukakan pemikirannya.

Selaras dengan nilai demokrasi, pendidikan Indonesia juga ditransformasikan sedemikian rupa untuk mengurangi pembelajaran satu arah dan meningkatkan diskusi dalam pembelajaran.

Keadilan sosial harus memperlakukan siapa pun secara setara, tanpa pandang bulu, termasuk memastikan akses pendidikan yang inklusif gender dan difabel.

Kemendikbudristek juga turut berupaya dalam membuka kesempatan bersekolah yang setara bagi siapa saja, terlepas dari latar belakang sosial-ekonomi melalui kebijakan bantuan sosial dan program-program afirmasi lainnya.

Kemendikbudristek juga menyusun Profil Pelajar Pancasila yang menjadi perwujudan pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Profil Pelajar Pancasila tersebut mengandung ciri utama, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global,  bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

“Masih banyak ruang-ruang perbaikan yang dibutuhkan untuk memberikan layanan pendidikan dan kebudayaan dengan sebaik-baiknya. Anak-anak membutuhkan upaya terbaik kita semua agar mampu menyongsong masa depan yang mungkin tidak akan pernah kita lihat,” terangnya. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved