Antisipasi Dampak El Nino, Pemkab Magelang Imbau Petani Optimalkan Sumber Air

Diperkirakan fenomena El Nino akan masuk ke Pulau Jawa, termasuk Kabupaten Magelang mulai Juli hingga Oktober mendatang.

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Petani di Kecamatan Borobudur sedang menanam padi di lahan sawahnya, beberapa waktu lalu. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang mengimbau kepada para petani di wilayahnya untuk mengoptimalkan sumber air untuk mengantisipasi dampak El Nino.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikulutura pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Srikuncoro Kusumaningtyas, mengatakan diperkirakan fenomena El Nino akan masuk ke Pulau Jawa, termasuk Kabupaten Magelang mulai Juli hingga Oktober mendatang.

Maka para petani diminta untuk bersiap menghadapi musim kemarau tersebut.

Sebab, diperkirakan akan  terjadi peningkatan suhu permukaan laut dan curah hujan akan  menurun.

"Kami mengimbau kepada petani, untuk lebih bisa mengoptimalkan penampungan air pada sisa musim hujan, seperti menjaga mata air, memenuhi embung, atau tempat penyimpanan air lainnya. Sehingga dapat menekan risiko penurunan hasil panen khususnya pada lahan sawah. Maka pemenuhan air bagi pertanian harus dilakukan dengan lebih hemat,"ujarnya, saat dikonfirmasi pada Minggu (28/5/2023).

Ia melanjutkan, para petani dan Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) juga diimbau agar terus  memonitor media aplikasi BMKG.

Hal itu supaya petani bisa  mengantisipasi dan menjadwal pola tanam untuk menanam komoditas yang tahan dengan kekeringan. 

"Kami sudah buat surat pada semua koordinator di 21 kecamatan di Kabupaten Magelang, untuk bisa mengantisipasi adanya musim kemarau yang mungkin akan jatuh melalui aplikasi BMKG pada  bulan Juli. Pada bulan Juni ini masih ada hujan tetapi tidak merata, namun di bulan Juli-Agustus ini adalah kekeringan," ungkapnya.

Dia menambahkan, petani juga bisa mengantisipasi kekeringan dengan mengaplikasikan  sistem irigasi tetes.

Menurutnya, penerapan sistem irigasi tetes sangat efisien mengurangi risiko kekeringan pada tanaman.

"Antisipasi untuk kekeringan petani atau kelompok tani bisa menggunakan sistem irigasi tetes, itu sangat efisien. Dan, sangat membantu tanaman jika mengalami kekeringan. Jadi , sistem tetes itu, kebanyakan orang menggunakan botol minuman lalu dibolongi (dilubangi) bagian atasnya untuk jalan airnya,"paparnya.

Selain itu, petani juga bisa menaman komoditas yang tidak rentan terhadap musim kering, misalnya varietas padi bisa beralih ke jenis Ciherang.

"Biasanya kalau padi orang akan menanam Ciherang , karna akan lebih tahan dari kekeringan. Kalau jenis padi Gogo di Magelang ini Masyarakat belum terlalu familiar ya. Masyarakat masih tetap menggunakan varietas yang biasa dipakai,"tuturnya.

Menurutnya, lahan sawah di Kabupaten Magelang yang rentan terdampak  El Nino sekitar 30 sampai 40 persen.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved