Berita Bantul Hari Ini

Refleksi 17 Tahun Gempa Bantul Dikemas dalam Pertunjukan Ketoprak Edukasi

Kini 17 tahun telah berlalu, Pemerintah Kabupaten Bantul terus berupaya  untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana.

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Foto poster ketoprak edukasi dalam rangka Refleksi 17 Tahun Gempa Bumi Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pada Sabtu 27 Mei 2006 silam pukul 05.55 WIB, Kabupaten Bantul dilanda  gempa bumi dengan magnitude 5,9 SR selama 57 detik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat, jumlah korban meninggal mencapai 6.234  jiwa serta ratusan ribu orang luka-luka.

Kini 17 tahun telah berlalu, Pemerintah Kabupaten Bantul terus berupaya  untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana.

Salah satunya adalah dengan menggelar Refleksi 17 Tahun Gempa Bumi Bantul pada Jumat 26 Mei 2023.

Baca juga: Kuliner Es Gosrok Pak Amir Jimbung Klaten, Eksis Sejak 65 Tahun Silam

Tahun ini refleksi gempa bumi dikemas dalam nuansa tradisi melalui penampilan ketoprak edukasi dengan lakon ‘Gumregah’ di monumen Pusat Epicentrum Gempa, Dusun Potrobayan, Kalurahan Srihardono, Pundong.
 
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli menjelaskan gempa bumi merupakan bencana yang sampai saat ini belum bisa diprediksi kapan terjadinya dan berapa besar kekuatannya.

Oleh karena itu, ia berpesan kepada warga Kabupaten Bantul yang mempunyai potensi gempa bumi yang tinggi harus selalu dalam keadaan siap siaga dan melakukan berbagai macam mitigasi.

Ia menjelaskan mitigasi bencana terbagi menjadi dua yakni struktural dan non struktural. Mitigasi struktural yang selama ini dilakukan seperti membangun dam, bangket dan lain-lain. Sementara untuk nonstruktural seperti pelatihan, sosialisasi dan edukasi.  

“Edukasi dalam bentuk kesenian merupakan edukasi yang sangat baik karena lebih disukai masyarakat, pesan-pesannya mudah diterima dan bisa melestarikan budaya yang ada di masyarakat,” ujarnya.  

Ia menyatakan, tujuan dari peringatan refleksi gempa Bantul ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan bencana kepada seluruh lapisan masyarakat.

Selain sebagai media edukasi, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangkitkan kembali kesenian yang di tahun-tahun kemarin harus terdampak karena Covid-19.  

Sementara itu, Seksi Acara Kethoprak Gumregah, Budianta menilai bahwa di sini ketoprak bisa menjadi corong sosialisasi terkait mitigasi bencana ke masyarakat.

Untuk pemainnya, selain melibatkan warga Pundong juga melibatkan Forum Komunikasi Kethoprak Bantul dan BPBD Bantul.

“Konten ketoprak merefleksikan sebuah kejadian gempa bumi Bantul dan ada nilai-nilai yang diberikan ke masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana. Kegiatan ini mengingatkan kembali peristiwa 17 tahun lalu kemudian diberikan solusi kesiapsiagaan seperti apa,” tandasnya. (nto)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved