Dukun Maut di Banjarnegara

Fakta-fakta Terbaru Warga Sleman Jadi Korban Pembunuhan Mbah Slamet Banjarnegara

Korban mbah slamet banjarnegara warga sleman yang hilang sejak lima tahun lalu. bernama Kuwat Santosa warga Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
Kompas.com
Belasan orang meninggal dunia di tangan Tohari alias Mbah Slamet (45). Dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah itu dengan keji membunuh pasiennya sendiri. 

Tribunjogja.com Sleman - Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh dukun palsu pengganda uang asal Banjarnegara, mbah Slamet masih berbuntut panjang.

Identitas korban-korban terungkap satu persatu dari berbagai daerah di Indonesia.

Dan kabar terbaru ada korban berasal dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berikut fakta identitas terbaru korban Mbah Slamet yang diungkap oleh polisi:

1. Warga Sleman

Identitas korban berhasil diungkap oleh Tim DVI Polda Jateng setelah melalui proses autopsi dan identifikasi.

Belakangan diketahui bahwasanya korban bernama Kuwat Santosa warga Ngemplak, Kabupaten Sleman.

"Itu warga Malangrejo, Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman," kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana, dikonfirmasi Kamis (25/5/2023).

AKP Timbul belum mengetahui secara pasti mengenai korban lantaran rumah korban berada di wilayah hukum Kabupaten Sleman.

"Tadi hanya sebatas informasi alamat korban saja. Lebih jelas mungkin ke Polresta setempat," ungkapnya

2. Lulusan UPNV Yogyakarta

Korban dukun pengganda uang Banjarnegara asal Sleman, Kuwat Santosa rupanya pernah mengenyam pendidikan Teknik Geologi di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Yogyakarta.

Hal ini disampaikan oleh penasihat takmir masjid Ar-Rahmah, Sukirno saat diwawancara, Kamis (25/5/2023).

Sukirno yang sekaligus tetangga korban, mengatakan sehari-hari korban termasuk sosok yang sering bergaul dengan warga sekitar.

"Orangnya srawung, dia kan usahanya jasa pengeboran sumur karena sekolahnya Teknik Geologi di UPN makanya profesinya gitu," katanya.

Saat pembangunan sumur bor di Masjid Ar-Rahmah juga almarhum Kuwat yang membangun sumur tersebut.

"Dulu pas pembangunan sumur di sini yang bangun ya beliau. Malah waktu itu gratis," terang dia.

Dari keahliannya itu, almarhum sering mendapat kontrak pekerjaan sumur bor di luar jawa.

Namun belum diketahui secara pasti awal mula Kuwat Santosa menjadi salah satu korban dari Slamet Tohari atau mbah Slamet di Banjarnegara.

3. Usaha Jasa Pengeboran Sumur

Penasihat Takmir Masjid Ar-rahmah Malangrejo, Wedomartani, Sleman Sukirno saat diwawancara awak media, Kamis (25/5/2023)
Penasihat Takmir Masjid Ar-rahmah Malangrejo, Wedomartani, Sleman Sukirno saat diwawancara awak media, Kamis (25/5/2023) (TRIBUNJOGJA.COM/Miftahul Huda)

Setibanya di Dusun Malangrejo, Wedomartani, Kemantren Ngemplak, Sleman jenazah langsung disalatkan di masjid setempat dan langsung dimakamkan di pemakaman umum Nglarang

Kuwat Santosa warga Sleman yang menjadi korban dukun pengganda uang Banjarnegara dikenal baik dan berjiwa sosial tinggi di lingkungan desanya.

Rasa solidaritas tinggi yang dimiliki oleh almarhum Kuwat Santosa diperlihatkan kala ia membangun sebuah sumur bor secara gratis di masjid Ar-Rahmah, Dusun Malangrejo, Kalurahan Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Kuwat pernah mengenyam pendidikan Teknik Geologi di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.

Keahliannya terkait ilmu geologi membuat dirinya membuka usaha jasa pengeboran sumur.

Ia juga diketahui sering mendapat proyek dari luar jawa untuk pengeboran sumur di sana.

"Orangnya ya biasa baik dan aktif di masyarakat. Srawung (kumpul) bagus. Masjid bikin apa-apa, rehab bangunan dia selalu bantu, seperti sumur bor itu gratis. Nggak mau dibayar dia," kata Penasihat Takmir Masjid Ar-rahmah, Malangrejo, Sukirno, ditemui Kamis (25/5/2023).

Dia menjelaskan, Kuwat sering bekerja di luar jawa untuk menyelesaikan sumur bor.

Karenanya Kuwat juga sering memberdayakan tetangganya untuk ikut sebagai tim pengeboran sumur.

"Dia punya pekerjaan relatif mandiri. Punya pekerjaan dengan keahlian dia bisa rekrut warga jadi tim kerja," ungkapnya.

4. Tinggalkan Istri dan Dua Anak

Proses pemakaman Kuwat Santosa di makam umum Nglarang, Wedomartani, Kamis (25/5/2023)
Proses pemakaman Kuwat Santosa di makam umum Nglarang, Wedomartani, Kamis (25/5/2023) (TRIBUNJOGJA.COM/Miftahul Huda)

Kabar jika Kuwat Santosa menjadi salah satu korban dukun pengganda uang di Banjarnegara diakuinya cukup mengejutkan keluarga dan masyarakat sekitar.

Kuwat Santosa meninggalkan istri dan dua anak kandung

Jenazah Kuwat Santosa korban dukun pengganda uang di Banjarnegara tiba di masjid Ar-Rahmah Dusun Malangrejo, Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman, Kamis (25/5/2023) Sore sekitar pukul 17.38 WIB.

Jenazah Kuwat kemudian langsung dimakamkan di pemakaman umum Nglarang, Wedomartani, Sleman.

"Sesuai kesepakatan keluarga memang jenazah langsung dibawa ke masjid dan langsung dimakamkan, tidak dibawa ke rumah," ungkap Sukirno, selaku Takmir Masjid Ar-rahmah Malangrejo, Kamis (25/5/2023).

5. Hilang Sejak Lima Tahun Lalu

Ato Nuryanto keponakan korban dukun pengganda uang di Banjarnegara, mengungkapkan kronologi Kuwat Santosa menjadi korban dukun pengganda uang.

Sepengetahuannya Kuwat Santosa pergi meninggalkan keluarganya tanpa pamit sejak lima tahun yang lalu.

Ia hilang tanpa kabar sejak hampir 5 tahun yang lalu hingga dikabarkan menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara.

"Perginya memang tidak pamit ke keluarga," kata Nuryanto, Kamis (25/5/2023).

Selama pergi meninggalkan keluarga Kuwat Santosa sulit dihubungi.

Pihak keluarga sempat melacak keberadaan Kuwat Santosa dan berkomunikasi dengan pihak berwenang.

"Kami sempat mencari keberadaannya. Kami juga bertanya ke rekan kerjanya, tetapi tidak tahu," ujarnya.

Pihak keluarga berharap pelaku dihukum berat sesuai dengan perbuatannya.

Kepergian Kuwat Santoso kali ini turut mengiris hati para keluarga dan kerabat.

Supriyadi selaku ketua RT 04 Dusun Malangrejo merasakan hal itu.

Dia yang masih ada hubungan keluarga dengan korban juga berharap pelaku dihukum setimpal.

"Harapannya pelaku dihukum setimpal, korbannya juga banyak kan itu," pungkasnya. ( Tribunjogja.com/Rif)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved