Warga Gunungkidul Tewas Tertembak

Sosok Korban Tembakan Polisi di Girisubo Gunungkidul, Dikenal Pendiam Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kesedihan masih tergurat di wajah Tarmi (47), ibu dari Aldi Aprianto (20). Ia harus merelakan kepergian putranya yang masih belia karena menjadi korba

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando
Riki Kurniawan (kanan), menunjukkan sosok Aldi Aprianto, adiknya di ponsel. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kesedihan masih tergurat di wajah Tarmi (47), ibu dari Aldi Aprianto (20).

Ia harus merelakan kepergian putranya yang masih belia karena menjadi korban penembakan pada Minggu (14/05/2023).

Aldi merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Ia memiliki kakak laki-laki dan satu adik perempuan. Ia lahir pada 5 Mei 2004

Baca juga: BREAKING NEWS: Polda DIY Periksa Kapolsek Girisubo Gunungkidul

"Belum lama ini Aldi berulang tahun yang ke-20," tutur Tarmi ditemui di rumahnya, Selasa (16/05/2023).

Menurutnya, Aldi terbilang sangat dekat dengan dirinya.

Ia juga dikenal pendiam, namun juga supel sehingga dikenal sangat baik oleh warga sekitar.

Ngatiyo dan Tarmi, kedua orang tua Aldi Aprianto, korban penembakan yang terjadi pada Minggu (14/05/2023).
Ngatiyo dan Tarmi, kedua orang tua Aldi Aprianto, korban penembakan yang terjadi pada Minggu (14/05/2023). (TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando)

Tarmi juga mengatakan putra keduanya itu aktif dalam berbagai kegiatan dan pergaulan.

Meski begitu, ia disebut tak pernah menyentuh rokok hingga minuman keras (miras).

"Bisa dibilang dia manja dengan saya, terutama kalau pas minta makan," ujarnya.

Kepergian Aldi yang terlalu cepat meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.

Apalagi ia juga menjadi salah satu tulang punggung dalam keluarga.

Riki Kurniawan (27), kakak korban menuturkan adiknya kerap mengantarkan ayahnya, Ngatiyo, untuk berobat.

Ngatiyo saat ini juga sedang sakit-sakitan.

"Saya kan sekarang tinggalnya di Kalasan (Sleman), jadi cuma Aldi yang bisa diandalkan," kata Riki.

Kini ia pun kebingungan, sebab harus memikirkan bagaimana kelangsungan hidup orang tuanya.

Sedangkan ia tinggal jauh dari rumah.

Riki juga menjadi saksi di saat-saat terakhir adiknya tersebut, bahkan sampai menghembuskan napas terakhirnya.

Adapun Aldi meninggal dunia saat di RSUD Wonosari.

Riki juga menyebut adiknya sangat dikenal baik oleh warga sekitar, bahkan di luar lingkungannya. Hal itu terbukti saat pemakaman, di mana ada begitu banyak orang yang datang melayat.

Suasana makam Aldi Aprianto yang tak jauh dari kediamannya. Makam tersebut masih ramai dikunjungi oleh rekan-rekannya.
Suasana makam Aldi Aprianto yang tak jauh dari kediamannya. Makam tersebut masih ramai dikunjungi oleh rekan-rekannya. (TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando)

"Baru kali ini ada pemakaman warga sini yang seramai itu," ungkapnya.

Kini, nasi telah menjadi bubur.

Seperti orang tuanya, Riki juga berharap ada keadilan bagi adiknya yang pergi terlalu cepat.

Ngatiyo, ayah Aldi memilih menyerahkan penanganan kasus ke pihak berwajib.

Baginya, hanya mereka yang memahami bagaimana penanganan kasus sebaiknya dilakukan.

"Yang penting diusut sampai tuntas dan adil seadil-adilnya, buat anak saya," katanya. (alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved