UPDATE Aktivitas Gunung Merapi, Rabu 10 Mei 2023: Ada 9 Kali Guguran Lava Pijar ke Kali Bebeng

Gunung Merapi mengeluarkan 9 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1,7 km ke Kali Bebeng atau arab barat daya, Rabu (10/5/2023).

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa/PGM Babadan
Ilustrasi: Penampakan Gunung Merapi dari Pos Babadan 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi mengeluarkan 9 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1,7 km ke Kali Bebeng atau arab barat daya, Rabu (10/5/2023).

Hal tersebut terlihat dari pengamatan selama enam jam oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mulai pukul 00.00-06.00 WIB.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan secara meteorologi, cuaca cerah.

Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 17-20 °C, kelembaban udara 68-92.9 persen dan tekanan udara 872-917.5 mmHg.

“Secara visual, gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 25 m di atas puncak kawah,” tuturnya.

Gempa guguran terjadi sebanyak 16 kali dengan amplitudo 3-11 mm berdurasi 29.24-132.28 detik.

Tektonik jauh terjadi sebanyak 1 kali dengan amplitudo 10 mm, S-P 10.37 detik berdurasi 73.64 detik.

“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” jelasnya.

Potensi bahaya saat ini, kata dia, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.

Sektor itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara, sektor meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. 

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. 

Masyarakat juga diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved