Berita Jogja Hari Ini
Legislatif Dorong Pemkot Yogya Optimalkan Pendampingan Bank Sampah
Dalam gerakan zero sampah anorganik yang telah ditetapkan sejak 2 Januari 2023, bank sampah berperanan penting dalam upaya mengubah perilaku warga.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Kalangan legislatif mendorong keseriusan Pemkot Yogyakarta, dalam memberikan pendampingan secara optimal kepada bank sampah .
Bukan tanpa sebab, dalam gerakan zero sampah anorganik yang telah ditetapkan sejak 2 Januari 2023, bank sampah memegang peranan penting dalam upaya mengubah perilaku masyarakat.
Ketua Ketua DPRD Kota Yogyakarta , Danang Rudiyatmoko menyampaikan, sampai sejauh ini, 617 bank sampah telah terealisasi hampir di seluruh wilayah RW di Kota Pelajar.
Namun, harapannya, perkembangan bank sampah tak hanya sebatas pada sisi jumlahnya saja, tapi juga optimalisasi pergerakannya di lapangan, dalam menghimpun sampah dari warga.
"Kami berharap ke depan ada program pendampingan yang lebih optimal dari pemerintah, agar bank sampah bisa lebih berdaya," kata Danang, di sela agenda Obrolan Tugu Jogja, Selasa (9/5/2023).
Dengan begitu, bank sampah pun dapat semakin getol kampanye gerakan zero sampah anorganik, sekaligus menarik nasabah untuk memasrahkan sampah yang masih memiliki nilai jual.
Walau begitu, Danang pun tidak memungkiri, eksekutif sudah melakukan upaya-upaya yang tergolong efektif untuk membangkitkan gairah bank sampah yang sempat lesu.
Baca juga: Bank Sampah di Kota Yogyakarta Terus Diberdayakan untuk Dukung Gerakan Zero Anorganik
"Setelah bank sampah itu kembali beraktivitas, Pemkot harus punya konsep pemberdayaan seperti apa, agar aktivitasnya selalu produktif," cetusnya.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta , Nurcahyo Nugroho mengatakan, perubahan perilaku merupakan modal utama dalam kesuksesan gerakan zero sampah anorganik.
Sehingga, butuh waktu yang tak sebentar, bahkan bisa jadi dalam hitungan tahun untuk menggencarkan edukasi, sampai perilaku masyarakat pun benar-benar berubah.
"Misal, masyarakat yang tinggal dekat depo, pasti mikirnya daripada repot-repot memilah dan dibawa ke bank sampah, mending langsung dibuang saja, lebih praktis dan tidak repot, ya," terangnya.
Sehingga, pemberdayaan bank sampah memiliki arti yang sangat penting, dalam upaya mengubah mindset masyarakat di lingkungannya, mengenai pengelolaan limbah dari sektor rumah tangga.
Oleh sebab itu, ia pun mengapresiasi kreativitas deretan bank sampah yang masing-masing memiliki cara tersendiri dalam menarik warga untuk jadi nasabahnya.
"Gerakan zero sampah anorganik ini memang memicu beragam respons dari masyarakat. Tapi, sebenarnya, ketika kami melakukan sosialisasi ke tingkat RT dan RW, warga pun mendukung," cetusnya.
"Kami inginnya, warga itu saat melihat sampah bagai melihat emas, atau duit. Ketika dikelola, sampah dapat diuangkan dan ditabung di bank sampah. Terus tiap tahun diambil," imbuh Nurcahyo. ( Tribunjogja.com )
KENAPA Cuaca di Yogyakarta Terasa Dingin Akhir-akhir Ini? Ini 5 Fakta Menariknya |
![]() |
---|
Kronologi 3 Wisatawan Asal Sragen dan Karanganyar Terseret Ombak di Pantai Parangtritis |
![]() |
---|
Banyak Moge Harley Davidson Lewat Jogja, Ada Event Apa? |
![]() |
---|
Produsen Anggur Merah Kaliurang Buka Suara, Produksi Dihentikan, Produk Ditarik dari Pasaran |
![]() |
---|
INFO Festival Durian Jogja di Sleman Ada All You Can Eat dan Lomba Makan Durian 26-29 Januari 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.