Sumbu Filosofi Yogyakarta

Asal Usul Gunung Merapi Menurut Cerita Rakyat Yogyakarta, Berawal dari Pemindahan Gunung Jamurdipa

Inilah legenda atau cerita rakyat Yogyakarta tentang asal usul Gunung Merapi. Konon, berhubungan dengan keputusan para Dewa memindah Gunung Jamurdipa.

Tribunjogja.com/Almurfi Syofyan
Asal Usul Gunung Merapi Menurut Cerita Rakyat Yogyakarta, Berawal dari Pemindahan Gunung Jamurdipa 

Selain itu, tiga unsur pembentukan kehidupan yang mencakup fisik, tenaga, dan jiwa, juga ada dalam filosofi sumbu imajiner tersebut.

Legenda Asal Usul Gunung Merapi di DIY Bagian Utara

Legenda Asal Usul Gunung Merapi di DIY Bagian Utara
Legenda Asal Usul Gunung Merapi di DIY Bagian Utara (AGUNG SUPRIYADI / AFP)

Dikutip Tribunjogja.com dari Tribunjateng.com yang merangkum laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), inilah legenda atau cerita rakyat tentang asal usul Gunung Merapi.

Alkisah, Pulau Jawa adalah salah satu dari lima pulau besar di Indonesia. 

Letak Pulau Jawa pada masa lalu tidaklah rata, dapat dikatakan posisinya miring.

Oleh karena itu, Dewa di Kahyangan bermaksud untuk membuat pulau ini jadi rata dan tidak miring lagi.

Dalam sebuah pertemuan, para Dewa memutuskan untuk mendirikan sebuah gunung yang besar dan tinggi di tengah-tengah Pulau Jawa sebagai penyeimbang.

Mereka sepakat untuk memindahkan Gunung Jamurdipa yang ada di Laut Selatan ke sebuah tanah datar di bagian tengah Pulau Jawa.

Namun, di bagian tengah Pulau Jawa, hidup dua orang pembuat keris atau empu, yakni Empu Rama dan Empu Pamadi. Keduanya adalah empu dengan kesaktian tinggi.

Dalam pertemuan para Dewa, disepakati bahwa dua empu sakti tadi akan diminta untuk pindah ke daerah asal Gunung Jamurdipa, yakni di wilayah Laut Selatan.

Para Dewa akan terlebih dahulu menasihati kedua empu sakti agar segera pindah ke tempat lain.

Dengan demikian, mereka tidak tertindih oleh gunung yang akan ditempatkan di daerah tempat tinggal mereka.

Raja para Dewa, yakni Batara Guru, mengutus Batara Narada, Dewa Penyarikan, dan  sejumlah pengawal dari Istana Kahyangan, untuk membujuk kedua empu tersebut.

Menjalankan tugas, utusan para Dewa langsung menghampiri Empu Rama dan Empu Pamadi.

Terlihat, Empu Rama dan Empu Pamadi sedang sibuk menempa besi yang dicampur dengan berbagai macam logam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved