Pertahankan Status Bebas Malaria, Masyarakat di Kulon Progo Diimbau Waspada Terhadap Pemudik

Data terakhir dari Dinkes Kulon Progo, ada lima kasus malaria dengan zero kematian di daerah ini. 

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Muhammad Fatoni
theactivetimes.com
Ilustrasi nyamuk 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap penularan penyakit malaria selama libur lebaran 2023. 

Imbauan utamanya bagi mereka yang kedatangan pemudik dari daerah endemis penyakit tersebut. 

Langkah ini sebagai upaya mempertahankan status bebas malaria di daerah ini. 

"Kulon Progo sudah eliminasi malaria pada 2022. Sehingga selama libur lebaran, masyarakat agar waspada terhadap Malaria. Karena saat lebaran banyak pemudik yang datang," kata Rina Nuryati, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Kulon Progo, Kamis (20/4/2023). 

Dijelaskan Rina, penyakit malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina. 

Data terakhir dari Dinkes Kulon Progo, ada lima kasus malaria dengan zero kematian di daerah ini. 

Karena itu, Dinkes Kulon Progo melalui puskemas di wilayahnya agar menyampaikan kepada lurah setempat bila terdapat pemudik yang berasal dari daerah endemis. 

Disebutkan, daerah endemis malaria di Kulon Progo terdapat di perbukitan menoreh meliputi Kapanewon Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang. Serta di dataran rendah seperti Kelurahan Wates dan Kalurahan Glagah. 

Sedangkan, daerah endemis dari luar Kulon Progo meliputi beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua. 

"Sehingga kita njagani jangan sampai ada penularan (malaria) pascaLebaran," ucapnya. (*) 
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved