Berita Jogja Hari Ini

Inkubator Bisnis SiBakul Jogja yang Didukung dengan Danais Bantu UMKM DIY Naik Kelas

Inkubator bisnis SiBakul Jogja merupakan program yang diinisiasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) DIY untuk mendorong agar UMKM

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Yuwantoro Winduajie
Acara Rembag Kaistimewan yang digelar oleh Paniradya Kaistimewan DIY 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Inkubator bisnis SiBakul Jogja merupakan program yang diinisiasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) DIY untuk mendorong agar UMKM dapat naik kelas dalam mengembangkan bisnisnya.

Pada 2022 lalu, anggaran Dana Keistimewaan (Danais) mulai dialokasikan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut dengan harapan manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak pelaku usaha kecil.

Fungsional Pengembangan Kewirausahaan Ahli Muda Diskop UKM DIY, Hana Fais Prabowo mengungkapkan, inkubator bisnis ini merupakan upaya fasilitasi dan pembinaan terhadap UMKM yang terdaftar dalam platform SiBakul Jogja.

Baca juga: Kasus Covid-19 Bertambah, Dinkes Purworejo Ingatkan Istirahat dan Jaga Prokes Selama Mudik Lebaran

Pelatihan inkubator bisnis diharapkan dapat menjadi ajang tukar menukar pengalaman antar pelaku UMKM, mencari mitra, hingga memperluas jejaring agar UMKM DIY bisa benar-benar naik kelas.

"Inkubasi ini peserta mendapatkan lingkungan pembinaan yang lebih berkelanjutan lebih terstruktur kita tahu namanya inkubasi tujuannya memberikan lingkungan yang baik bagi akselerasi perkembangan dan pertumbuhan peserta yang mendapat inkubasi," kata Hana dalam acara Rembag Kaistimewan di kantor Paniradya Kaistimewan DIY, Kamis (13/4/2023).

Berbeda dengan pelatihan biasa, dalam inkubator bisnis ini ada beberapa tahapan yang harus dilalui UMKM. Peserta akan mendapatkan giat mentoring secara intens dan pendampingan secara terstruktur.

"Ada tahapan, jeda, dan implementasikan dan pendampingan khusus dari mentor bisnis. Sehingga pelaku yang awal belum masuk inkubasi setelah inkubasi mengalami peningkatan," jelasnya.

Dia melanjutkan, program ini sebenarnya sudah berjalan pada 2018 lalu dan masih diterapkan hingga saat ini. Pihaknya selalu mengupayakan adanya evaluasi dan perbaikan agar hasil atau output dari program ini dapat lebih optimal. Dengan demikian, inkubasi bisnis benar-benar berdampak positif kepada penerima manfaat.

"Setiap tahun coba kita evaluasi, kita perbaiki jadi lama waktunya juga berbeda dengan program-program pelatihan reguler dari dinas. Di sana ada jeda untuk mengaplikasikan materi dalam bisnisnya dan ada pendampingan khusus dari mentor untuk mendukung implementasinya," katanya.

Dalam inkubasi bisnis tersebut ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh para peserta. di mana mereka juga harus saling bersaing untuk mencapai tahap selanjutnya. 

Iklim kompetitif yang sehat ini memang sengaja dipelihara. 

Hal ini dimaksudkan agar peserta memiliki keseriusan dalam mengembangkan diri dalam berwirausaha dan mengembangkan bisnis. Mereka yang lolos juga dipastikan memiliki semangat untuk berkembang.
Di sisi lain, pelatihan diperkuat dengan program lainnya. Misalnya saja kunjungan industri dan study tour untuk membuka wawasan. Ke depan mereka juga diberi kesempatan dan dilibatkan dalam program-program dinas seperti pameran dan program pemerintah lainnya.

"Tenant bisa serius dan mengimplementasikan apa yang didapat, dia bisa melaju sampai tahap terakhir 3, bisa dapat materi, mentor dan reward lebih besar," imbuhnya.

Konsultan PLUT Bidang SDM, Wahyu Trihatmojo menganggap program inkubasi bisnis sangat bermanfaat bagi UMKM yang ingin naik kelas.

Sebab, ada banyak pelaku usaha yang sebenarnya sangat ingin untuk berkembang. Namun tidak mengetahui caranya karena tidak ada yang memfasilitasi. Sehingga dengan adanya program ini dapat menjadi jawaban atas masalah tersebut.

"Kita perlu membuat sistem ruang yang nyaman bagi UMKM, mereka selalu diawasi, dan mentoring bisnisnya. Sehingga mereka akan merasa nyaman untuk melewati berbagai macam permasalahan dalam rangka untuk mempercepat proses tumbuh usaha tersebut," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu peserta inkubasi bisnis, Pancal Bike Craft, Sri Ratna Sari, kegiatan tersebut sangat bermanfaat. Semenjak mengikuti program, usahanya terus mengalami perkembangan.

Untuk diketahui, Pancal Bike Craft merk sepeda dorong atau kayuh alias push bike yang kerap dipakai oleh balita.

"Ketika masuk SiBakul udah bukan jualan tapi bangun bisnis dan itu semua ilmu saya dapat dari SiBakul dari inkubasi bisnis. Mulai dari produksi, operasional, SDM, manajemen keuangan, penjualan. Semua digodok habis selama 6 bulan," jelasnya.

Hal yang dirasa sangat bermanfaat adalah pengetahuan yang diterimanya ketika mengikuti program. Dia mengaku dilibatkan dalam kegiatan dan program pemerintah seperti pameran hingga studi banding di beberapa lokasi untuk peningkatan kapasitas.

"Saya sudah alumni tapi masih dievaluasi terus, sudah jadi prioritas program sibakul," tuturnya.

Sementara Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho mengatakan, pihaknya mendukung penyelenggaraan program yang diinisiasi oleh Diskop UKM tersebut. Sejak tahun 2022, program itu telah disokong oleh Danais.

Aris mengenang, ketika kondisi pandemi merebak, banyak masyarakat yang mempertanyakan pemanfaatan Danais.

Dia menegaskan, pemanfaatan Danais sudah diupayakan agar bermanfaat bagi masyarakat umum. Misalnya melalui program inkubator bisnis dini. Karena dianggap cukup inovatif, maka Danais turut mendukung penyelenggaraannya.

"Maka salah satu yang kita pandang di paniradya dan tim anggaran lainnya bahwa anggaran untuk inkubator bisnis perlu kita ujicoba dengan Dana Keistimewaan," ujarnya. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved