Wali Kota Yogya Wacanakan 'Basic Salary' untuk Pengamen Malioboro, Ini Penjelasannya
Hasto mempunyai wacana untuk menetapkan titik-titik khusus yang diperkenankan untuk aktivitas mengamen di sepanjang kawasan Malioboro.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mewacanakan sistem basic salary, atau gaji pokok untuk pengamen di kawasan Malioboro.
Wacana tersebut diapungkan untuk mengantisipasi maraknya fenomena pengamen liar yang belakangan jamak dikeluhkan masyarakat maupun wisatawan.
"Saya inginnya di Malioboro tidak ada pengamen-pengamen yang mengejar-ngejar pengunjung, orang-orang makan, begitu," tandasnya, Selasa (12/8/25).
Menurutnya, aktivitas mengamen di Malioboro sejatinya tidak terlalu jadi masalah, sepanjang diatur dan tidak mengganggu kenyamanan pelancong.
Dalam artian, pengamen tidak boleh lantas agresif atau marah-marah dan mengejar pengunjung ketika tidak mendapat imbalan selaras yang diharapkan.
"Pengamen mungkin masih ada, tapi bukan pengamen yang ngejar pembeli. Jadi pengamen yang menaruh itu secara pasif, dikasih syukur, kalau ngga dikasih ngga apa-apa, kan bisa diatur," cetusnya.
Alhasil, Hasto mempunyai wacana untuk menetapkan titik-titik khusus yang diperkenankan untuk aktivitas mengamen di sepanjang kawasan Malioboro.
Nantinya, pengamen yang bersedia ditempatkan di lokasi tersebut, bakal mendapat bantuan pembiayaan dari pemerintah daerah, melalui dinas terkait.
"Saya punya ide, bagaimana kalau pengamen itu diperbolehkan di beberapa titik (di Malioboro). Tapi di titik itu disuport, ada dukungan," ungkap Wali Kota.
"Dalam arti, ada anggaran dari Dinas Kebudayaan atau apa untuk pembiayaan di titik itu. Jadi, tidak usah ngejar-ngejar. Ketika dikasih basic salary Rp250 ribu atau berapa, kan ngga usah terlalu ngoyo," urainya.
Lebih lanjut, Hasto menyampaikan, upaya penertiban pengamen di kawasan Malioboro itu sejalan dengan arahan Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Menurutnya, Ngarsa Dalem menghendaki supaya Pemkot Yogyakarta memperhatikan penuh ketertiban sumbu filosofi dari berbagai macam aspek.
"Jadi, sambil saya menindaklanjuti arahan Ngarsa Dalem untuk bisa merawat sumbu filosofi. Beri waktu untuk menertibkan ini, dua bulan ke depan," katanya.
Mantan Kepala BKKBN RI tersebut mengungkapkan, saat ini menjadi momentum yang paling pas, lantaran sekaligus untuk menyambut hari jadi Kota Yogyakarta.
Sebagai informasi, Kota Yogyakarta bakal merayakan hari jadinya yang ke-269 pada 7 Oktober 2025 mendatang.
"Dalam rangka hari jadi, kita akan menertibkan Malioboro. Karena hari jadi itu akan banyak perubahan praktik baik di sumbu filosofi," pungkasnya. (aka)
6 Arti Pertanda Mendengar Suara Lonceng di Tengah Malam Menurut Primbon Jawa dan Tafsir Modern |
![]() |
---|
5 Arti Mendengar Suara Adzan di Kamar Mandi Menurut Primbon Jawa, Nomor 2 Bikin Merinding |
![]() |
---|
Kasus Kades Salamkanci Magelang Terjerat Proyek Pembangunan Saluran Air |
![]() |
---|
Laliga Spanyol: Pencarian Pemain Nomer 9 Barca Penerus Robert Lewandowski |
![]() |
---|
6 Shio Paling Hoki Hari Ini Sabtu 20 September 2025, Siapa yang Beruntung Kali Ini? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.