Berita Sleman Hari Ini
Jam Belajar Dikurangi Selama Ramadan, Disdik Sleman Minta Guru Jangan Berikan Banyak PR
Kepala Disdik Kabupaten Sleman, Ery Widaryana, menyebut, pengurangan jam KBM itu hanya berlaku selama Ramadan berlangsung. "Jadi untuk Ramadan,
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Berdasarkan peraturan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman tentang Kalender Pendidikan, bagi siswa jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) sederajat mendapatkan pengurangan jam kegiatan belajar mengajar (KBM).
Kepala Disdik Kabupaten Sleman, Ery Widaryana, menyebut, pengurangan jam KBM itu hanya berlaku selama Ramadan berlangsung.
"Jadi untuk Ramadan, pembelajarannya setiap jam dikurangi lima menit. Untuk Senin-Kamis (proses KBM) hanya pukul 07.00-13.00 WIB, Jumat pukul 07.00-10.30 WIB dan Sabtu pukul 07.00-12.00 WIB. Karena masih enam hari sekolah," katanya kepada wartawan di kantor Disdik Sleman, Senin (27/3/2023).
Baca juga: Gedung Entrance dan Panggung Terbuka Segera Dibangun di Embung Giwangan Yogyakarta
Kemudian, berdasarkan jenjang pendidikannya, untuk PAUD yang biasa sistem KBM-nya 30 menit per jam menjadi 25 menit per jam, dekolah dasar (SD) yang biasanya 35 menit per jam menjadi 30 menit per jam, serta SMP yang biasanya 40 menit per jam menjadi 35 menit per jam.
"Untuk pendidikan kesetaraan, paket A setara dengan SD menjadi 30 menit per jam, paket B setara dengan SMP menjadi 35 min per jam, kemudian untuk paket C karena SMA masih menjadi kewenangan dinas pendidikan maka menjadi 40 menit per jam," urai Ery.
"Dengan pengurangan pembelajaran itu diharapkan bapak/ibu juga jangan memberikan pekerjaan rumah (PR) yang berlebihan. Karena anak-anak itu biasanya diberikan tugas untuk peningkatan ketaqwaan. Terutama yang beragama Islam. Biasanya mereka ada buku kegiatan untuk ke-imanan. Sehingga kami harapkan dengan pertimbangan anak-anak yang fokus ke arah sana, jangan diberikan PR yang banyak," pesannya.
Walau begitu, saat awal Ramadan 2023, pihaknya menyampaikan proses KBM diharapkan tetap berjalan seperti pada umumnya.
"Nanti, menjelang libur hari raya atau mungkin sekitar tiga hari menjelang hari raya akan banyak diisi dengan kegiatan keagamaan. Dan mereka (pihak masing-masing sekolah) biasanya mengistilahkan dengan nama masing-masing. Ada yang namanya Pondok Ramadan dan sebagainya," jelas Ery.
"Jadi, semua diisi keagamaan begitu pula dengan non muslim. Artinya, selama Ramadan ini, pembelajaran seperti biasanya. Tidak ada perbedaan. Hanya saja waktunya dikurangi. Sehingga guru bisa menyampaikan materi dengan menyesuaikan waktu. Karena waktu efektif itu juga sedikit," tambah dia.
Secara khusus, pihaknya pun berpesan kepada para pengajar di masing-masing sekolah untuk bisa memberikan efektivitas pembelajaran terhadap siswa kelas tiga atau kelas sembilan SMP.
Sebab, siswa SMP itu beberapa waktu mendatang akan melaksanakan prosesi ujian.
"Kemudian, (bagi seluruh pengajar, untuk) pelajaran-pelajaran yang membutuhkan fisik, sementara diubah menjadi teori. Misalnya pelajaran olahraga diisi dengan materi ke arah teori," imbau Ery.
"Kepada semua pengelola pendidikan, baik itu kepala sekolah maupun guru, bahwa tahun pelajaran 2022/2023 sudah mau berakhir. Sehingga kami harapkan semua bapak dan ibu guru meng-efektif-kan yang berkaitan dengan pembelajaran. Karena memang untuk mengakhiri ujian di masing-masing sekolah itu sebentar lagi berlangsung," tutup Ery. (Nei)
Puting Beliung Melanda Condongcatur Sleman, Sejumlah Rumah Warga Rusak |
![]() |
---|
Keterangan Polisi soal Kecelakaan Beruntun di Sleman Hari Ini, Kerugian Ditaksir Rp 155 Juta |
![]() |
---|
CERITA Fajarwati yang Kelak Tidak Akan Tidur di Bekas Kandang Sapi Lagi |
![]() |
---|
Sambut Natal, 20 Gereja di Sleman Jadi Prioritas Pengamanan Polisi |
![]() |
---|
Ibu-ibu di Yogyakarta Diajak Cerdas Kelola Keuangan dan Emosional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.