Toko Perlengkapan Bayi dan Mainan Anak di Kutoarjo Purworejo Terbakar, Ini Kesaksian Warga

Sri mengaku sempat mendengar suara plethok-plethok dan gemuruh seolah atap bangunan ambruk.

|
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/Dewi Rukmini
Toko perlengkapan bayi dan mainan anak-anak di Jalan Diponegoro Nomor 138, Kelurahan Kutoarjo, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang dilalap si jago merah pada Rabu (22/3/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini 

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Garis polisi tampak membentang di depan toko perlengkapan bayi dan mainan anak 'Nine' di Jalan Diponegoro Nomor 138, Kelurahan Kutoarjo, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Besi, asbes dan potongan-potongan kayu yang menghitam legam terlihat berserakan di dalam gedung berukuran 10 x 70 meter.

Begitu juga dengan barang-barang yang sudah berubah bentuk menjadi arang dan abu, meninggalkan jejak dahsyatnya amukan si jago merah subuh itu. 

Sri Rejeki (52), seorang warga yang rumahnya di belakang toko tersebut, mengaku tidak mengetahui penyebab kebakaran yang membumi hanguskan toko perlengkapan bayi dan mainan anak-anak.

Namun, ia mengatakan kebakaran tersebut diketahui warga usai menunaikan salat subuh. 

"Sekarang adzan subuh kan jam setengah lima (04.30 WIB) dan iqamah pukul 04.15 WIB, nah itu belum kelihatan ada api. Tapi begitu selesai salat subuh sekitar jam 05.00 WIB, api sudah besar," cerita Sri kepada Tribunjogja.com, Rabu (22/3/2023). 

Sebelum melihat kobaran api yang membesar di toko itu, Sri mengaku sempat mendengar suara plethok-plethok dan gemuruh seolah atap bangunan ambruk.

Saat ditengok, dia kaget karena si jago merah sudah menari-nari melahap sebagian besar isi toko. 

"Awalnya saya kira ada orang yang menghidupkan mercon untuk menyambut Bulan Ramadhan. Tapi saya syok ternyata api sudah sangat besar melahap toko itu," ucapnya. 

Mengetahui hal itu, ia pun bergegas membangunkan suaminya, yang kebetulan adalah Ketua RW 10 wilayah setempat. Wartono (54), suami Sri, menambahkan, kala itu ia bergegas keluar rumah dan mendatangi lokasi. 

Ingin hati Wartono untuk memadamkan api yang melumat toko di depan rumahnya.

Akan tetapi, ia dan warga tidak bisa berbuat banyak sebab api terlanjur membesar, melebihi kemampuannya untuk memadamkan. 

Apalagi, toko tersebut dalam kondisi terkunci dan memiliki tembok tinggi yang berada di kawasan padat penduduk serta ruko-ruko, sehingga mempersulit gerak warga untuk menyemprotkan air. 

Akhirnya, ia pun hanya pasrah menunggu kedatangan petugas pemadam kebakaran (Damkar).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved