Jelang Ramadan 1444 H, DKPP Klaten Cek Kualitas Daging di Pasar Tradisional

Sidak yang dilakukan menjelang bulan Ramadan 1444 Hijriyah itu guna pemeriksaan sampel produk hewan seperti kualitas daging sapi dan daging ayam

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa / DKPP Klaten
Petugas DKPP Klaten saat mengecek kadar keasaman daging sapi yang dijual di pasar tradisional Klaten, Rabu (15/3/2023). 

TRIBUNJOGJACOM, KLATEN - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Kabupaten Klaten, Jawa Tengah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional yang ada di daerah itu.

Sidak yang dilakukan menjelang bulan Ramadan 1444 Hijriyah itu guna pemeriksaan sampel produk hewan seperti kualitas daging sapi dan daging ayam yang dijual pedagang.

"Kami dari DKPP bidang Peternakan jelang Ramadan mengadakan cek produk di pasar tradisional, khusunya untuk daging ayam dan sapi," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, DKPP Klaten, Triyanto, kepada wartawan, Rabu (15/3/2023).

Menurut Triyanto, tim DKPP pada Rabu ini melaksanakan pemeriksaan sampel daging di Pasar Srago dan Pasar Darurat Klaten.

Adapun fokus pemeriksaan yakni kadar keasaman daging hingga kesehatan daging yang dijual pedagang.

"Yang dicek PH daging, daging yg dicampur formalin atau air. Sejauh ini yang kita temukan halal dan sehat semua, sudah dua hari kita keliling di pasar tradisional semua daging layak konsumsi," ucapnya.

Diakui Triyanto, pengecekan daging tersebut akan tetap dilakukan secara rutin hingga Idul Fitri 1444 Hijriah.

Selain itu, harga daging sapi di pasar tradisional Klaten saat ini masih terbilang normal dan juga tak terpengaruh lumpy skin disease (LSD).

"Harga daging satu pekan jelang Ramadan masih stabil di harga Rp130 ribu hingga Rp135 ribu," imbuhnya.

Seorang pedagang daging sapi di Pasar Darurat Klaten, Heri (49) mengatakan bahwa harga daging masih stabil jelang Ramadan.

"Harganya Rp125 ribu sampai Rp130 ribu itu kualitas A. Kalau yang murahnya ada juga yang Rp115 ribu. Tren kenaikan belum ada," ucapnya.

Ia juga membenarkan jika harga daging tak terdampak akibat penyakit LSD dan PMK yang marak beberapa waktu terakhir.

"PMK dan LSD untuk harga daging dampaknya ya sepi pembeli saja, harga tetap biasa. Sebelum LSD sehari bisa laku 40 kilo kalau berkurang 25 persen," ucap dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved